*) Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Sekiranya peluang kita untuk berbuat dosa hanya sekali tak boleh berulang dan Allah langsung menjatuhkan siksanya pada kita, niscaya habis binasa dan punahlah kita semua.
“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan dosanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk pun, akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya..” (QS Fathir:45)
Sekiranya Allah harus mencabut nyawa kita tatkala melakukan maksiat dan dosa, niscaya telah binasalah kita semua.
Sekiranya Allah menyingkap dosa-dosa yang kita lakukan, membeberkannya pada orang-orang terdekat kita seperti anak, istri maupun kerabat dan teman yang akrab dan mengenal kita, niscaya putuslah segala hubungan, dan dijauhkanlah kita dari komunitas mereka, hidup terisolir dalam benteng dosa dari manusia.
Namun, Dia Allah Rabb kita, yang senantiasa melihat, mendengar, dan menyaksikan segala perbuatan dosa kita, belas kasih pada kita, tutup rapat aib-aib kita, beri tenggang pada kita untuk bertobat, dan memperbaiki diri.
Dialah Rabb kita, yang segala kebaikan dan rahmat-Nya turun setiap saat pada kita, tak pernah abaikan kita, apalagi memutus rezeki kita, sementara yang naik pada-Nya adalah dosa-dosa kita, perbuatan dan omongan buruk kita, dan kufur nikmat kita.
Dia dicela dan difitnah sang hamba, dikatakan memiliki anak dan istri, dikatakan kikir dan fakir oleh musuh-musuh-Nya dari golongan Nashara dan Yahudi, tapi tetap mengayomi mereka dengan segala nikmatnya.
Subhanaka ya Rabb, ampuni kami hamba-hambamu yang selalu berdosa dan kufur dengan nikmat-nikmatmu, sucikan diri kami, buat kami benci pada kemaksiatan, dosa dan kekufuran. Matikan kami dalam kebaikan dan tobat.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News