Bukan Hanya Ceramah, Mubalig Muhammadiyah Harus Terampil Menulis
Rapat koordinasi pengurus Majelis Tabligh dengan PWM Jatim. foto: majelistabligh.id
UM Surabaya

Mubalig Muhammadiyah bukan hanya bisa menguatkan dakwah bil lisan (ceramah), tapi juga harus mengasah keterampilan melalui dakwah bil qalam (menulis).

Dengan begitu, diharapkan jangkauan dakwah Muhammadiyah jadi lebih lebar, meluas, dan berkemajuan.

Hal itu mengemuka dalam rapat koordinasi pengurus Majelis Tabligh dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim di Kantor PWM Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1, Surabaya, Jumat (17/11/2023) sore.

Rapat tersebut dihadiri jajaran pimpinan PWM, yakni Prof Thohir Luth (wakil ketua) Dr Sholihin Fanani (wakil ketua), Dr Syamsuddin (wakil ketua) Prof Biyanto (sekretaris), dan drh. Zainul Muslimin (bendahara).

Sementara dari jajaran pengurus Majelis Tabligh ada Abdul Basith Lc MPdI (ketua), Munahar MPd (sekretaris), Dr Slamet Muliono R (wakil ketua), Dr Sholihul Huda (wakil ketua), Afifun Nidlom MPd, MH (wakil sekretaris), dan beberapa pengurus lain, di antaranya Ridwan Abubakar MAg, Hasanuddin MAg, Moh. Nawawi MSi, Drs Musyafa, Ahmad Jufri SAg, Chulil Barory MM, Irwan SPd, dan Imam Budi Utomo SH.

Munculnya keinginan meluaskan dakwah tersebut karena Majelis Tabigh akan menggelar acara penting di penghujung tahun ini. Yakni, Creative Writing Workshop for Mubalig Muhammadiyah.

Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada 2-3 Desember 2023 di Malang. Diikuti para mubalig yang mewakili 38 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di Jatim, pengurus Majelis Tabligh PWM, dan undangan khusus.

Slamet Muliono menuturkan, ada tiga alasan kenapa kegiatan dilakukan Pertama, Majelis Tabligh sudah memiliki official website, yakni majelistabligh.id.

“Kami butuh konten-konten yang sesuai misi kami, makanya kita ingin para mubalig Muhammadiyah bisa berkontribusi secara optimal,” kata Slamet.

Kedua,, imbuh Slamet, para mubalig Muhammadiyah juga sering diminta menulis naskah khotbah Jumat. Dari tahun ke tahun, kebutuhan itu makin meningkat.

Ketiga, Majelis Tabligh punya program digitalisasi dakwa melalui penerbitan buku digital atau sering disebut e-book. Program ini bekerja sama dengan penerbit berlisensi nasional.

“Kita mencanangkan akan ada penerbitan buku secara periodik yang ditulis para mubalig Muhammadiyah,” jelas Slamet yang juga dosen UIN Surabaya ini.

Jajaran PWM menyambut baik kegiatan ini. “Tidak masalah. Ini kegiatan bagus. Saya kira dengan kebutuhan itu, dakwah kita makin maju,” cetus Thohir Luth.

Dia juga menegaskan kalau akan segera menghubungi pihak rektorat Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) agar mendukung kegiatan ini. “Habis ini saya kontak UMM biar difasilitasi,” tegas dia.

Hal senada juga disampaikan Syamsuddin. Dia menilai dakwah digital merupakan kebutuhan dakwah yang penting dan mendesak.

“Bukan hanya yang menulis, tapi website majelis tabigh juga harus memperkuat dengan penambahan editor. Karena kalau kontennya makin banyak tentu bisa kuwalahan,” tutur Syamsuddin.

Sholihin Fanani yang memimpin rapat, lalu memutuskan jika kegiatan creative writing untuk mubalig ini bisa dijalankan sesuai dengan waktu yang disepakati. Berikut lokasi acaranya.

“Saya kira tinggal penyesuaian sedikit di rundown acara saja, ya,” pungkas dia. (wh)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini