Di saat Muhammadiyah memasuki 111 Tahun, salah satu kader Muhammadiyah PCM Krembangan Kota Surabaya meninggal dunia saat hendak mengikuti Apel Milad. Adalah Ustad Muh. Jalaludin, SAg menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Yang memprihatinkan pelaku malah melakukan diri alias tabrak lari.
” Inna lillahi wa innailaihi rajiun, kami sangat berduka, kader terbaik di Muhammadiyah Krembangan meninggal dunia saat hendak mengikuti Apel Milad Muhammadiyah di PCM Krembangan yang pelaksanaan apelnya diadakan didepan Halaman Perguruan Muhammadiyah 11 Dupak Bangunsari, hari Sabtu 18 Nopember 2023,” kata M. Arif An, mantan Ketua PCM Krembangan yang juga Wakil Ketua PDM Kota Surabaya.
Muh. Jalaludin sejak tahun 2009 sudah aktif di PC. Pemuda Muhammadiyah Krembangan dan tidak pernah berhenti berkhidmat di Muhammadiyah.
“Beliau salah satu kader Pemuda Muhammadiyah yang spesialis Qori dan Imam Rawatib, bacaan Al Qur’annya luar biasa. Terakhir beliau sebagai Imam Rawatib di Masjid Al Huda dan Ustad di SD Muhammadiyah 11, beliau orang baik ramah, saat saya jadi Ketua Pemuda Muhammadiyah Krembangan sekitar tahun 2010, beliau sebagai anggota Bidang Dakwah, aktif di PDM Perak Barat, ” ujar M. Arif An yang juga mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Krembangan.
Meninggalnya Ustad Muh Jalaludin ini membuat duka keluarga besar Muhammadiyah Krembangan, dikarenakan ustad Muh. Jalaludin berangkat dari rumahnya Desa Bungah Kab. Gresik mau mengikuti Apel Milad Muhammadiyah ke 111 di PCM Krembangan. Dalam perjalanan, ia ditabrak lari oleh seseorang.
“Beliau ditabrak lari oleh seseorang, saat akan imam Rawatib Sholat Subuh dan ikut Apel Milad Muhammadiyah Krembangan, sempat dibawa ke Rumah Sakit Bungah Gresik. Kecelakaan ini sangat berat sampai beliau meninggal dunia, kami akan terus mengusut pelaku tabrak lari ini dan kami sudah berkoordinasi dengan Majelis Hukum dan HAM untuk mengusut tuntas, dikarenakan pihak kepolisian menyampaikan bahwa ini kecelakaan tunggal, ” Kata H Sutikno, S.Sos, Wakil Ketua PCM Krembangan.
Perjuangan Muh. Jalaludin ini bisa menjadi inspirasi, karena ia berjuang di Muhammadiyah mulai muda sampai akhir hayat. Pria kelahiran 27 September 1969 itu meninggalkan seorang istri dan 5 orang anak, 4 perempuan dan 1 laki-laki. Paling besar anaknya umur 25 tahun dan yang paling kecil kelas 3 SD. Teman teman dan kolega berharap semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT dan keluarganya diberikan kekuatan kesabaran. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News