*) Oleh: Furkan Abidin Ali S.H.I,
Anggota Majelis Tabligh PWM Jatim
Sedekah merupakan kata yang sangat familier di kalangan masyarakat. Umumnya, masyarakat menyangka bahwa sedekah hanya bisa dikerjakan ketika memiliki harta.
Padahal, sejatinya bisa dikerjakan dalam kondisi apa pun, kapan pun dan di mana pun. Juga bisa menjadi amalan yang tidak memerlukan materi. Sedekah meliputi sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunah atau lazim disebut infak.
Menurut peraturan BAZNAS Nomor 2 tahun 2016, sedekah adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atan badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.
Sedekah dalam konsep Islam memiliki arti luas, tidak hanya terbatas pada pemberian yang sifatnya materiil kepada kaum duafa, anak terlantar.
Tetapi lebih dari itu, sedekah mencakup semua perbuatan kebaikan baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Sedekah merupakan amalan yang dicintai Allah SWT. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat Alquran yang menyebutkan tentang sedekah dan balasannya, salah satunya firman Allah:
قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗوَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
“Katakanlah, “Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik.” (QS. Saba’: 39]
Al-Hafizh Ibnu Katsir mengomentari ayat ini berkata:
“Betapa pun sedikit apa yang kamu infakkan dari apa yang diperintahkan Allah kepadamu dan apa yang diperbolehkan-Nya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran
Sedekah Terbaik
Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah Jilid 2 menjelaskan bahwa sedekah yang paling utama adalah yang paling dibutuhkan oleh orang yang menerima sedekah dan manfaatnya dapat dirasakan terus-menerus.
Lantaran itu, Allah SWT memerintahkan orang beriman untuk mengeluarkan sedekah terbaiknya sebagaimana firman Allah :
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.” (Al Imran: 92)
Sedekah merupakan amalan yang telah dicontohkan oleh Nabi beserta para sahabat pada masanya. Para sahabat Rasulullah saw kerap menunaikan sedekah dan menginfakkan harta terbaik yang mereka miliki di jalan Allah.
Mereka sangat ringan tangan dalam menunaikan sedekah. Abu Bakar ra. dan Umar bin Khattab ra. merupakan dua sahabat nabi yang memiliki semangat untuk berlomba-lomba dalam menunaikan kebaikan termasuk di dalamnya menunaikan sedekah terbaik.
Ancaman Setan
Allah SWT membongkar rahasia setan dan memperingatkan hamba-hamba-Nya dari tipu dayanya.
Allah memberitahukan bahwa setan mencoba menakut-nakuti manusia dengan kefakiran sehingga mereka tidak mau mengeluarkan zakat, bersedekah.
Setan memerintahkan manusia untuk berbuat keji dengan mengeluarkan hartanya untuk keburukan dan kerusakan, serta pelit mengeluarkannya untuk kebaikan dan kepentingan umum.
Allah SWT berfirman dalam surah al Baqarah ayat 268:
اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاۤءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ۖ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”
Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir Suriah, beliau mengomentari ayat ini :
“Setan membuat kalian mengkhawatirkan kefakiran ketika berinfak dengan membisikkan bahwa infak itu menghilangkan harta, dan memerintahkan kalian untuk berbuat kemaksiatan, bakhil, tidak berzakat, dan setiap kebaikan yang mengandung pahala akhirat.
Al-Fakhis di sisi bangsa Arab adalah orang yang bakhil. Dan Allah itu menjanjikan ampunan atas dosa kalian, menutupinya di dunia dan akhirat, rezeki yang melimpah di dunia, dan pahala yang melimpah di akhirat ketika kalian berinfak.
Dan Allah itu Maha memiliki keutamaan, dan Maha Mengetahui orang yang berinfak di jalan-Nya.”
Setan membayangkan kepada mereka bahwa berinfak atau bersedekah akan menghabiskan harta benda dan akan menyebabkan mereka menjadi miskin dan sengsara.
Oleh sebab itu, harta benda mereka harus disimpan untuk persiapan di hari depan. Allah menjanjikan kepada hamba-Nya melalui rasul-Nya, untuk memberikan ampunan atas kesalahan-kesalahan yang banyak, terutama dalam masalah harta benda.
Karena sudah menjadi tabiat manusia mencintai harta benda sehingga berat baginya untuk menafkahkannya.
Anjuran ini mengingatkan kita agar tidak menjadi orang yang menyesal saat jatah hidup kita usai tetapi belum pernah bersedekah. Itulah penyesalan yang tiada arti, seperti dijelaskan Allah SWT dalam Surah al Munafiqun ayat 10:
وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.”
Sedekah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan sebab tindakan tersebut sangat dicintai Allah SWT. Terlebih sedekah jariah sangat diutamakan.
Karena mendatangkan manfaat bagi pemberi dan penerimanya. Sedekah jariah merupakan bentuk sedekah di mana imbalan pahalanya terus mengalir walaupun pelakunya sudah terbujur kaku di alam kubur. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News