*) Oleh. A. Zainal Arifin,
Anggota KMM Kab. Sampang
Allah berfirman dalam surat al Insyirah ayat 5-6, yang artinya;
”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Rasulullah mengajarkan, saat kita tertimpa musibah agar membaca doa berikut ini:
إنّاَ للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجِرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْها
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.”
Hal ini dikuatkan dengan hadis Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha bahwasanya ia berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَخْلَفَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
“Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah, (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah.
Ya Allah, berilah kami pahala karena musibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya).’ melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih baik. “
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata; Ketika Abu Salamah telah meninggal, saya bertanya, “Siapakah orang muslim yang lebih baik daripada Abu Salamah?
Dia adalah orang yang pertama kali berhijrah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kemudian aku pun mengucapkan doa tersebut. Maka Allah pun menggantikannya bagiku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Ummu Salamah mengisahkan; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Hatib bin Abi Balta’ah melamarku untuk beliau sendiri.
Maka saya pun menjawab, “Bagaimana mungkin, aku telah mempunyai seorang anak wanita, dan aku sendiri adalah seorang pencemburu.”
Selanjutnya beliau pun menjawab: “Adapun anaknya, maka kita doakan semoga Allah mencukupkan kebutuhannya, dan aku mendoakan pula semoga Allah menghilangkan rasa cemburunya itu.”( HR. Muslim, 1525)
Ibnu Abi Dunya al-Baghdadi ( W.281) di dalam Kitab al-I’tibar wa A’qab as-Surur wa al-Ahzan ( hlm. 29) menyebutkan bahwa Abdullah bin Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
لِكُلِّ فَرْحَةٍ تَرْحَةٌ، وَمَا مُلِئَ بَيْتٌ فَرَحًا إِلَّا مُلِئَ تَرَحًا،
“Pada setiap kegembiraan terdapat kesedihan. Tidaklah sebuah rumah dipenuhi dengan kegembiraan melainkan rumah itu dipenuhi juga dengan kesedihan.”
Ibnu Sirrin berkata, “Setiap tawa pastilah diiringi tangisan sesudahnya. Karena itu, seorang hamba hendaknya mengetahui bahwa kesabaran dan kepasrahan (rida) adalah berkah, rahmat dan hidayah Allah Swt.
Bahkan mayoritas ulama berpendapat bahwa musibah itu berpahala selain pahala kesabaran atas musibah tersebut. Di antara ayat yang menunjukkan hal tersebut adalah firman Allah :
أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah: 155)
Kabar gembira bagi yang mampu sabar dengan istirja’ ialah dengan diberikannya kepada mereka berkat, ampunan, rahmat dan pujian dari Allah, dan mereka orang-orang yang mendapat petunjuk kepada jalan yang benar.
Orang yang dijauhkan dari hidayah Allah saat datangnya musibah serta hilangnya kesabaran dan istirja’ karena lemahnya keimanannya maka sesungguhnya hal itu jauh berbahaya daripada kedatangan musibah itu sendiri.
Kita tidak mengetahui secara pasti rahasia Allah dengan musibah yang ditimpakan kepada kita. Tetapi secara umum, sebagai seorang mukmin kita meyakini bahwa setelah musibah, yang akan datang kemudian adalah berbagai kemudahan yang kita dambakan.
Ketika Dunia ini ladang musibah, ujian dan cobaan maka bagi yang lulus ia akan mendapatkan poin berkat, ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
Di akhirat kelak, Insya Allah akan berakhir dengan balasan yang jauh lebih baik di surga-Nya. Amin.
Bukankah semua itu kebaikan, kegembiraan yang tak tertandingi yang muncul setelah melewati berbagai ujian, musibah, dan cobaan.
Semoga bermanfaat. Wallohu A’lam Bisshawab. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News