Keharusan Berprasangka Baik
Ilustrasi: stpatricks.ie
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“A true believer must be someone who is always able to have a good opinion of Allah under any circumstances.

(Seorang mukmin sejati pastilah orang yang senantiasa mampu berprasangka baik pada Allah dalam kondisi bagaimanapun)

Prasangka baik atau dalam bahasa Arab disebut “husnudzon” merupakan salah satu sifat yang penting dimiliki oleh seorang Muslim.

Prasangka baik artinya memandang sesuatu dari sisi yang positif dan baik terhadap Allah, diri sendiri, dan terhadap sesama manusia.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian prasangka adalah dosa.

Dan janganlah mencari-cari kejelekan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.

Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.

Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat, lagi Maha Penyayang.”(QS. Al-Hujurat:12)

Dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan untuk menjauhi prasangka yang negatif dan mengancam dengan perumpamaan yang menjelaskan betapa buruknya menggunjing saudara seiman.

Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَة.

“Allah SWT berfirman, Aku tergantung persangkaan hamba kepada-Ku. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku.

Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diri-Ku. Kalau dia mengingat-Ku di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka.

Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa.

Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari”(HR Bukhari No. 7405 dan Muslim No. 2675)

Dalam hadis ini, Rasulullah saw mengajarkan pentingnya berprasangka baik kepada Allah, Prasangka baik akan membawa kepada pemikiran yang positif dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini