*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari
Alquran membongkar watak buruk orang Yahudi yang menyingkirkan Allah dalam kehidupan mereka.
Mereka tidak segan-segan melawan perintah Allah dengan membangkang dengan pertimbangan jangka pendek dan sesaat guna melampiaskan kepentingannya.
Atas perilaku itu, Allah SWT pun menghinakannya.
Pembangkangan Terbuka
Salah satu di antara watak buruk orang Yahudi adalah menolak aturan dari Penguasa Langit dan menetapkan aturan menurut kepentingannya. Mereka mengedepankan akal dan mengakali Wahyu.
Mereka diperintahkan untuk tunduk dan patuh norma dan aturan Allah, dan Allah akan menjamin rezeki mereka.
Jaminan Allah sangat jelas bahwa mereka akan diberikan makanan dan penghidupan tanpa kekurangan apa pun.
Bahkan Allah menetapkan rezeki mereka dari atas dan bawah kakinya. Allah menggunakan kalimat yang jelas akan jaminan itu. Namun hanya sedikit saja yang meyakininya.
Hal ini dinarasikan dengan detail sebagaimana firman-Nya :
وَلَوْ اَنَّهُمْ اَقَا مُوا التَّوْرٰٮةَ وَا لْاِ نْجِيْلَ وَمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْهِمْ مِّنْ رَّبِّهِمْ لَاَ كَلُوْا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ اَرْجُلِهِمْ ۗ مِنْهُمْ اُمَّةٌ مُّقْتَصِدَةٌ ۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ سَآءَ مَا يَعْمَلُوْنَ
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil, dan (Alquran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.
Di antara mereka ada sekelompok yang jujur dan taat. Dan banyak di antara mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Ma’idah : 66)
Allah sudah menjamin kehidupan duniawi mereka, asal tunduk dan mengikuti aturan.
Alih-alih mengikuti aturan, mereka justru menciptakan aturan sendiri.
Allah memerintahkan untuk mengharamkan yang halal, orang Yahudi justru menghalalkannya.
Allah melarang mereka menipu, berjudi tetapi mereka justru menjadi raja tipu dan pencipta perjudian.
Mereka diperintahkan bersikap jujur dan adil namun mereka justru berkhianat dan culas. Diperintahkan untuk menerima kebenaran tetapi justru mengakali kebenaran itu.
Salah satu contoh sifat buruk mereka adalah menolak perintah Allah untuk berjihad. Padahal Allah menjamin kemenangan mereka.
Mereka diperintahkan Nabi Musa untuk berperang dengan memasuki suatu negeri. Mereka didampingi oleh seorang rasul yang memiliki kekuatan dan kedekatan dengan Allah.
Alih-alih mentaati, mereka justru memerintahkan Nabi Musa agar memerangi sendiri bersama tuhannya.
Bahkan ada seorang alim di antara mereka yang memerintahkan untuk taat. Dia pun meyakinkan kaumnya untuk patuh dan mengikuti perintah Allah serta menjamin kemenangannya.
Hal ini diabadikan Allah sebagaimana firman-Nya :
قَا لَ رَجُلٰنِ مِنَ الَّذِيْنَ يَخَا فُوْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوْا عَلَيْهِمُ الْبَا بَ ۚ فَاِ ذَا دَخَلْتُمُوْهُ فَاِ نَّكُمْ غٰلِبُوْنَ ۚ وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْۤا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
“Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, “Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu.
Jika kamu memasukinya, niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.” (QS. Al-Ma’idah : 23)
Atas jaminan kemenangan itu, mereka pun melalaikannya serta memilih membangkang dengan duduk diam.
Mereka hanya mau mengikuti perintah itu dengan jaminan keamanan dan segalanya disiapkan dengan baik.
Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :
قَا لُوْا يٰمُوْسٰۤى اِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَاۤ اَبَدًا مَّا دَا مُوْا فِيْهَا فَا ذْهَبْ اَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَا تِلَاۤ اِنَّا هٰهُنَا قَا عِدُوْنَ
“Mereka berkata, “Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja.” (QS. Al-Ma’idah : 24)
Itulah watak buruk Yahudi dan senantiasa menggunakan otak untuk kepentingan memenuhi hawa nafsu mereka. Mereka menerima aturan Allah hanya yang bersesuaian dengan akalnya.
Warisan Buruk
Watak dan perilaku Yahudi ini menitis dan ditiru oleh sebagian kaum muslimin. Mereka diperintahkan untuk memilih pemimpin yang jujur dengan track record yang baik. Mereka justru memilih pemimpin yang memiliki rekam jejak yang buruk.
Pemimpin yang memiliki sejarah buruk justru dipilih hanya karena mendapatkan keuntungan dunia yang sangat sedikit.
Betapa tidak, pemimpin yang menganggap nonton film porno sebagai hal biasa, termasuk pernah minum minuman keras dan hal itu dilakukan tanpa rasa bersalah.
Perilaku menyingkirkan aturan dari langit merupakan warisan orang Yahudi dan hal itu dipraktikkan oleh sebagian elite muslim di negeri. Dan tragisnya diikuti oleh warga dan pengikut yang mengaguminya.
Ketika menyingkirkan aturan dari penguasa langit maka tidak heran bila Allah menghinakan negeri ini dengan terpilih pemimpin yang tidak menegakkan keadilan.
Hal ini berimplikasi buruk, di mana pemimpin ini tidak menyejahterakan mereka. Dan bahkan menyengsarakan rakyatnya secara kolektif tanpa ada rasa bersalah. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News