Saat ini, umat Islam sudah dihinggapi ‘penyakit Al Wahn’. Penyakit ini “meyebabkan umat Islam menjadi lemah, walau jumlahnya banyak dan mayoritas”, kekuatannya akan ‘seperti buih di lautan’.
Apa yang menjadi ciri-ciri penyakit al wahn ini?
Pertama, umat mudah takjub kepada harta, benda, kepada orang kafir dan hal-hal selain urusan kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT:
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Janganlah sekali-kali kamu teperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” (QS: Ali Imran 3 : 196-197)
Kedua, penyakit al wahn, ‘silau dalam melihat gemerlap dunia dan isinya’ sehingga melupakan “ghiroh” dalam membela Islam.
Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِى الْمَالُ
“Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian, dan ujian umatku adalah harta.” (HR At Tirmidzi).
Ketiga, penyakit Al-Wahn, ‘hilangnya rasa gentar orang-orang kafir’ terhadap umat Islam.
Umat dihinggapi cinta dunia, takut mati, akibatnya umat Islam akan menjadi santapan lezat yang diperebutkan oleh musuh, seperti makanan di atas meja yang diperebutkan orang-orang kafir.
Hadis Rasulullah saw:
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
“Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”.
Kemudian seseorang bertanya, ”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?”.
Rasulullah berkata, ”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’wahn’.
Kemudian seseorang bertanya, ”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata, ”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278).
Semua kita tentu takut menghadapi kematian, apalagi kita yakin bekal kita masih kurang untuk menghadapinya. Namun ada rasa takut akan kematian yang tercela dan ada pula yang tidak tercela.
Keempat, penyakit al wahn ‘menjual agama dengan yang rendah dan sedikit’.
Allah SWT berfirman:
وَلاَ تَشْتَرُواْ بِآيَاتِي ثَمَناً قَلِيلاً وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ
“Janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa..” (QS. al-Baqarah 2: 41)
Firman Allah SWT:
فَلاَ تَخْشَوُاْ النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلاَ تَشْتَرُواْ بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلاً
“Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.” (QS. al-Maidah 5:44)
Sesungguhnya pada masa Rasulullah para sahabat sibuk untuk berjihad hingga syahid di jalan Allah, namun kini jamak umat yang sudah menomorsatukan dunia di atas segala-galanya.
Umat sudah terkena penyakit al wahn, ketika penyakit tersebut merebak luas, maka Allah mencabut keberanian dalam ber-amar ma’ruf nahi munkar. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News