Universitas Muhammadiyah Surakarta Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru
foto: ist
UM Surabaya

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengukuhkan tiga guru besar baru pada Senin (27/11/2023).

Dengan pengukuhan ini, maka UMS memiliki 46 guru besar, atau menyumbang 27,8 persen dari angka keseluruhan 165 guru besar yang ada di Provinsi Jawa Tengah.

Tiga guru besar baru UMS tersebut adalah Guru Besar Bidang Ilmu Strategi Pembelajaran Sabar Narimo, Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Mesin Waluyo Adi Siswanto, dan Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi Umum Sri Lestari.

Pada pidato pengukuhannya masing-masing, Sabar Narimo menyampaikan pidato berjudul Culturally Responsive Teaching dalam Pembelajaran Hastalaku Sekolah Adipangastuti.

Sri Lestari menyampaikan pidato berjudul Revitalisasi Keberfungsian Keluarga Melalui Transmisi Nilai untuk Mewujudkan Generasi yang Sejahtera dan Empatik.

Dan Waluyo Adi Siswanto membacakan pidato ilmiah mengenai Teknologi Simulasi dan Optimisasi untuk Meningkatkan Kualitas Produk Manufacturing.

Dalam pengukuhan tiga guru besar ini, Rektor UMS, Sofyan Anif mengatakan jika universitas yang dia pimpin menargetkan tercapainya angka guru besar sebanyak 10% dari total keseluruhan dosen di UMS pada 2025.

“Target kita di tahun 2025 bisa memenuhi 10% atau 80 guru besar. Mudah-mudah bisa sesuai dengan yang kita susun,” kata dia pada dalam Pengukuhan Guru Besar di Auditorium Mohammad Djazman UMS, Senin (27/11/2023).

Percepat Target, UMS Bangun Camp Calon Guru Besar di Pulau Karimunjawa
UMS kata Sofyan Anif juga mendorong dosen yang masih dalam jenjang pendidikan S2 untuk melanjutkan ke jenjang S3.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu layanan akademik dan kualitas pengajar di UMS.

“Selain itu kita fokuskan juga untuk melakukan riset. Rencananya kita ingin membuat gedung penelitian. Kira-kira 30 sampai 36 lembaga penelitian akan kita pusatkan dalam satu gedung. Ini menjadi modal tahun 2029 UMS akan jadi world class university,” tutur dia.

Usaha akselerasi untuk mencapai target guru besar pada 2025 bahkan dilakukan dengan membangun camp kandidat guru besar di Pulau Karimunjawa.

Tempat ini dirancang untuk mempersiapkan para calon guru besar baru dengan perhitungan lebih cepat menelorkan profesor-profesor.

“Kami yakin Camp guru besar di pulau Karimunjawa akan membuahkan hasil dalam mempercepat tambahnya guru besar UMS,” imbuh Sofyan Anif.

Dia menilai, camp ini lebih efektif, karena tidak memiliki akses yang mudah untuk pulang.

“Kalau di Malaysia terlalu mudah untuk bolak balik ke Indonedia. Camp di pulau Karimunjawa relatif lebih sulit karena biaya penyeberangan pulang mahal,” ucapnya. (afn/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini