Irwan Akib Kembali Ingatkan Motto Ilmu yang Amaliah dan Amal yang Ilmiah
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib
UM Surabaya

Kunci sukses Muhammadiyah tetap eksis, berkembang, dan tetap bisa memberikan manfaat selama 111 tahun adalah jati diri sebagai pembaharu atau tajdid.

Demikian disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib pada Kamis (30/11/2023) dalam acara Wisuda ke-4 Universitas Muhammadiyah Bulukumba yang disiarkan melalui kanal Televisi Muhammadiyah.

Pembaharuan yang dilakukan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan yang sangat menonjol, kata Irwan adalah pembaharuan di bidang pendidikan. Sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh Kiai Dahlan, menggabungkan antara pendidikan agama dengan umum.

Guru Besar Pendidikan Matematika ini mengungkapkan, jika melihat era sekarang model pendidikan integratif seperti itu sudah biasa. Akan tetapi jika konteksnya pada 1911, model pendidikan integratif merupakan suatu yang baru.

“Ini salah model atau pembaharuan yang dilakukan oleh Kiai Dahlan, dan itu terus menerus dilakukan. Kemudian universitas itu sudah dicanangkan (oleh Muhammadiyah) sejak tahun 1920,” ungkap Irwan Akib.

Sejak dicanangkan pada 1920 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) saat ini sudah berjumlah 172 yang tersebar mulai dari Aceh sampai Papua, bahkan juga ada yang berdiri di Malaysia.

Bahkan untuk sekolah atau madrasah Muhammadiyah sudah memiliki 5345, dan Taman Kanak-kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) yang dikelola oleh ‘Aisyiyah jumlahnya mencapai lebih dari 20.000.

“Khusus untuk pendidikan dasar-menengah kita juga sudah punya sekolah di Australia – Muhammadiyah Australian College. Walaupun berdiri baru tiga tahun kemarin siswanya sudah bisa ikut lomba sains dan hebatnya lagi, pemerintah Australia memberi beasiswa bagi siswa-siswa kita di sana,” ungkap Irwan.

Sekolah Muhammadiyah di Australia tersebut, kata Irwan, terbuka untuk umum tidak memandang suku, ras, golongan, dan kewarganegaraan karena standar kurikulum yang digunakan sesuai dengan Australia.

Terbaru Muhammadiyah mendapat tawaran dari Jepang untuk membuka sekolah di Negeri Sakura itu. Berbagai capaian tersebut, menurutnya pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammadiyah mendapat respon positif.

“Bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri, bukan hanya untuk orang-orang beragama Islam, tetapi juga untuk semua. Maka pendidikan di Muhammadiyah itu bersifat inklusif, terbuka untuk semua,” kata Irwan Akib.

Untuk itu Irwan berpesan kepada pelaku atau civitas akademika di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah supaya kreatif dan melakukan pembaharuan. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini