Haedar Minta Jajaran RSMA Mereaktulisasi Nilai Al Ma’un
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir
UM Surabaya

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir minta agar nilai Al Ma’un tidak hanya direaktualisasikan pada kelembagaan rumah sakit, melainkan juga dalam diri civitas hospitalia. Sebab nilai Al Ma’un ini menjadi pembeda antara RSMA (RS Muhammadiyah-’Aisyiyah) dengan yang lain. Bahkan juga sebagai branding RSMA.

Hal itu disampaikan Haedar Nashir di hadapan perwakilan BPH dan Direksi RS RSMA se-Indonesia) dalam Pembukaan Darul Arqam yang diselenggarakan MPKU bekerja sama dengan MPKSDI di Kaliurang, Sleman. Rabu (6/12/2023

Haedar menambahkan, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) memiliki sejarah panjang di Muhammadiyah. Seluruh kegiatan majelis ini melekat nilai Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO), sebuah institusi yang didirikan Muhammadiyah untuk memberikan pelayanan kesehatan dan sosial.

“Tentu tujuannya waktu itu adalah memberikan pelayanan bagi siapapun, untuk pelayanan kesehatan dan sosial,” ungkap Haedar pada

Nilai utama dari gerakan MPKU, menurutnya adalah misi dakwah untuk menyebarkan ajaran – menanamkan nilai-nilai Islam ke luar. Oleh karena itu dia berharap nilai-nilai ajaran Islam perspektif Muhammadiyah di internal RSMA sudah final.

Misi dakwah menurutnya memiliki tiga dimensi, yaitu transendensi, liberasi, dan humanisasi. Namun demikian, di masa sekarang ketiga dimensi itu mengalami reduksi – menjadi hanya seputar nahi munkar – itulah yang membuat Muhammadiyah lebih mengecil.

Menurut Haedar, reaktualisasi dimensi tersebut akan membentuk civitas hospitalia yang tidak kaku – terpaut hanya pada SOP teknis, namun nihil dimensi ketuhanan, pembebasan, dan kemanusiaan yang melahirkan keluwesan dan keluasan yang melahirkan kreativitas.

Ciri Pembaharuan dan Nilai Pembeda RSMA

Di sisi lain, gerakan yang dilakukan oleh MPKU juga melekat ciri tajdid atau pembaharuan. Ajaran Islam yang membawa kemajuan. Tajdid atau pembaharuan ini menjadi distingtif yang dimiliki oleh Muhammadiyah, yang membedakannya dengan gerakan Islam lain.

Dalam usaha memajukan PKU, Haedar menyebut terdapat dua pelayanan untuk dimajukan. Pertama yaitu memajukan pelayanan secara official dalam bentuk rumah sakit, klinik dan seterus. Kedua melakukan pelayanan komunitas, yang masih jarang dijangkau oleh MPKU.

Guru Besar Sosiologi ini menekankan supaya humanisasi dari pelayanan MPKU hilang. Karena pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh Muhammadiyah, termasuk PKU yaitu berlandas pada nilai-nilai yang dikandung Al Ma’un.

Agar tidak salah persepsi, Haedar menekankan nilai yang dikandung dalam Al Ma’un bukan hanya pro kepada dhuafa’- mustadh’afin atau kelompok miskin, tapi juga pro kelompok aghniya atau orang kaya. Kedua kelas sosial masyarakat ini harus mendapatkan tempat pelayanan sebagaimana mestinya di RSMA

“Jadi kalau ingin tahu perbedaan rumah sakit Muhammadiyah, di al Ma’un-nya itu. Al Ma’un menjadi nilai pembeda, dan harus diinternalisasi bukan hanya di rumah sakitnya, tetapi juga di diri hospitality-nya,” ungkapnya.

Haedar berpesan supaya nilai-nilai yang terkandung di al Ma’un untuk direaktualisasi. Sebab al Ma’un adalah nilai pembeda dengan rumah sakit yang lain, bahkan al Ma’un ini adalah branding yang dimiliki oleh rumah sakit Muhammadiyah. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini