*) Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Agama Islam mengajarkan kepada umatnya dalam bermuamalah dengan orang lain agar melihat berdasarkan dari yang zahir (tampak) saja.
Apa yang ada di hati seseorang, kita tidak ada beban dan kewajiban untuk mencari tahu. Hal ini bertujuan agar timbul kedamaian dan ketenangan hati bagi kaum muslimin.
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Barang siapa yang menampakkan perbuatan baik kepada kami, maka kami berikan keamanan dan kami dekatkan kedudukannya kepada kami, sedangkan kami tidak mempersoalkan sedikit pun tentang hatinya.
Allah-lah yang akan menghisab isi hatinya itu.” (Riwayat Bukhari, terdapat dalam kitab Riyadhus Shalihin Bab 49)
baca Juga: Menilai dan Melihat Orang lain dari Yang Tampak (Bagian 2)
Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat berinteraksi dengan orang-orang munafik.
Kebanyakan orang-orang munafik zaman dahulu tidak diketahui, hanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beberapa sahabat (semisal Huzaifah) yang mengetahuinya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat pun juga berinteraksi dan bermuamalah dengan mereka.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News