Selama 11 tahun, Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales telah mengalami enam kali pergantian periode kepemimpinan.
Dua kali diketuai oleh dosen PTM yang menjadi mahasiswa S3 di NSW, dua kali diketuai oleh permanent resident, dan dua kali oleh dosen yang mendampingi istrinya kuliah S3 di NSW.
Ini sekaligus merefleksikan elemen penggerak utama ranting: mahasiswa, keluarga mahasiswa, dan permanent resident/citizen.
Periode pertama (2012-2015) diketuai oleh Muhammad Sayuti (dosen UAD yang kala itu mahasiswa S3 University of Newcastle) dengan Sekretaris Andy Bawono (dosen UMS yang saat itu mahasiswa S3 Macquarie University), periode kedua (2015-2017) oleh Muhamad Irawan (permanent resident asal Surabaya) dengan Sekretaris Heri Susanto (temporary resident asal Purwokerto), periode ketiga (2017-2019) oleh Novianto (permanent resident asal Surabaya) dengan Sekretaris Yudhistira (warganegara Australia asal Yogyakarta, yang kini tinggal di Melbourne).
Kemudian, periode keempat (2019-2021) oleh Nurwanto (mahasiswa S3 Western Sydney University dari UMY) dengan Sekretaris Pipit Daryanto (permanent resident asal Bangka yang kini tinggal di Perth), kelima (2021-2022) Haidir Fitra Siagian (dosen UIN Makassar) dengan Sekretaris Anjar Purba Asmara (dosen UIN Ar-Raniry yang kuliah di University of Technology Sydney) dan juga Izza Rohman (dosen Uhamka, yang masuk kepengurusan di sepertiga akhir periode), dan keenam/saat ini (2022-2024) oleh Izza Rohman dengan Sekretaris Syafiie (permanent resident asal Pontianak).
Masing-masing periode telah memberi capaian-capaian penting, yang berkontribusi pada perkembangan mutakhir gerak Muhammadiyah di NSW. Dalam periode pertama berlangsung konsolidasi warga yang memiliki latar belakang Muhammadiyah.
Pengajian bulanan sudah secara rutin diadakan, seringnya pada pekan keempat. Hingga Juni 2015 tercatat sudah diadakan 24 kali pengajian (sejak ranting didirikan). Pada 14 Juni 2015, PRIM NSW untuk pertama kalinya berpartisipasi meramaikan stall Tarhib Ramadan yang diadakan oleh komunitas muslim diaspora Indonesia.
Pada periode kedua, konsolidasi berlanjut dan rekrutmen warga baru (apa pun latar belakangnya) sudah mulai dilakukan dengan kehati-hatian.
Pada periode ketiga, PRIM NSW sudah lebih terbuka dan dikenal oleh komunitas lain, sehingga tidak jarang menghadiri pertemuan antarkomunitas Indonesia atau bahkan bekerja sama dengan komunitas lain mengadakan kegiatan. Pada periode keempat hal itu berlanjut dan silaturahim antarwarga tetap terjalin di tengah situasi pandemi.
Pada periode kelima, saat pandemi mereda, kegiatan kembali aktif, dan administrasi organisasi perlahan terus ditata. Termasuk penetapan Pimpinan melalui SK dan pelaksanaan Musyawarah Ranting yang didahului oleh Musyawarah Pimpinan.
Pada periode ini PRIM NSW tidak hanya dikenal oleh komunitas diaspora namun juga sudah dikenal di tengah warga Muhammadiyah sedunia dengan berita atau publikasi kegiatannya. PRIM NSW pun menghadiri kegiatan-kegiatan komunitas muslim Australia, termasuk juga untuk memenuhi undangan kegiatan level nasional di Sydney atas nama PCIM Australia.
Perlu penelusuran lebih lanjut terhadap para saksi sejarah dan berbagai dokumentasi untuk dapat mengungkap capaian-capaian tersebut secara lebih rinci dan akurat. Untuk sementara dicukupkan dengan narasi di atas, dan di sini akan disampaikan secara lebih panjang lebar tentang kondisi terkini ranting istimewa NSW.