*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Harta yang haram bisa berakibat pada diri sendiri dan keluarga.
Konsumsi harta yang haram bisa berdampak terhadap kehidupan dunia dan akhirat seorang muslim. Oleh karena itu, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan supaya kita memakan harta halal. (QS. Taha : 81)
Rasulallah shalallahu alayhi wasallam mewanti-wanti bahwa kelak di hari kiamat, salah satu hal yang akan ditanya adalah darimana harta yang kita dapat? Apakah harta itu diperoleh dengan cara yang halal atau haram?
Dari Abu Barzah Al Aslami berkata, “Rasulullah shalallahu alayhi wasallam bersabda:
“Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan ke mana dia infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan.” (HR. Tirmidzi)
Tidak berhenti sampai di sana, riwayat lain menyebut bahwa Nabi Muhammad saw meramalkan kelak di masa depan akan datang zaman di mana orang sudah tidak peduli dari mana harta yang dia dapat, entah halal atau haram.
.
Dari Abu Hurairah adhiallahu’anhu dari Nabi saw bersabda:
“Sungguh pasti akan datang suatu zaman pada manusia yang ketika itu seseorang tidak peduli lagi tentang apa yang didapatnya apakah barang halal ataukah haram.” (HR. Bukhari)
Setidaknya ada tiga akibat negatif bila seseorang terbiasa memakan atau bahkan menafkahi keluarganya dengan harta yang diperoleh dengan jalan haram.
Pertama, doa yang tidak akan pernah diijabah. Keterangan ini langsung dijelaskan Rasulullah saw dalam sabdanya:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula…. Kemudian Nabi shalallahu alayhi wasallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya.
Sehingga rambutnya kusut, dan berdebu. Orang Itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa, “Wahai Tuhanku, Wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan segala sesuatunya dihasilkan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memperkenankan doanya ?” (HR. Muslim)
Kedua, hartanya tidak akan membawa keberkahan dan dirinya tidak akan pernah merasa kenyang. Terkait ini, Rasulullah saw bersabda:
“Maka barang siapa yang mengambil harta yang menjadi haknya, maka akan diberikan keberkahan kepadanya, Dan barang siapa yang mengambil harta yang bukan menjadi haknya, maka ia adalah seperti hewan yang selalu makan dan tidak pernah merasa kenyang.”
Ketiga, orang yang memakan harta haram bawaannya selalu ingin bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Imam al-Ghazali dalam karyanya Ihya’ Ulumiddin mengutip sebuah riwayat dari Sahl al-Tustari:
“Orang yang memakan Harta Haram, tubuhnya mau tidak mau akan bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara sadar atau tidak sadar, sedang orang yang memakan harta halal, tubuhnya mau tidak mau akan taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan dia diberi taufik senantiasa melakukan banyak kebaikan.”
Itulah tiga akibat negatif dari harta yang diperoleh dari jalan haram.
Insya Allah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa melindungi kita semua beserta keluarga kita dari harta haram atau bahkan dari harta yang tidak jelas statusnya (syubhat). (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News