Kaum buruh, karyawan yang semula bekerja dengan sungguh-sungguh demi pengabdiannya kepada Allah, untuk bangsa dan negaranya, menjadi ingkar (atheis). Siang malam hanya dibelenggu oleh harta dan harta hasil produksi.
Baginya hidup adalah sekarang ini, di dunia ini. Itulah materialisme, marxisme, komunisme. Maka tidak heranlah apabila terjadi keresahan jiwa di sana sini, pemogokan demi pemogokan, sabotase demi sabotase.
Alangkah hancurnya suatu Negeri yang baik, apabila ilmu ulamanya, cerdik pandainya sudah dipenuhi hati hasad. Kemajuan teknik bukan merupakan alat untuk melindungi manusia, tetapi sebaliknya, pemusnah manusia.
Hari ini diorbitkan, hari esok dijatuhkan, karena antara yang pro dan yang kontra, berusaha saling menjatuhkan.
Alangkah rusaknya suatu Negeri Yang Baik apabila عدل الآمراء nya zalim. Yang dekat itulah yang diangkat walaupun tidak mempunyai jiwa pemimpin, apalagi bukan bidangnya.
Pemerasan, korupsi, pungli, yang kata anak sekarang “Susu tante” (Sumbangan Suka Rela Tanpa Tekanan), komersialisasi jabatan, dan sebagainya merajalela. Maka timbullah falsafah uang adalah kuasa, aji mumpung, dan sebagainya.
Alangkah gersangnya suatu Negeri yang baik, apabila عبادة العباد nya sudah riya, asal bapak senang. Kata orang Jawa “kucing-kucing diraupi”, main kecap-kecapan, mentereng-menterengan, sedangkan tubuhnya tidak berkerangka, tidak sesuai antara senyum dan hatinya, telunjuk menunjuk kelingking mengait.
Alangkah hancurnya suatu Negeri yang baik, apabila pedagangnya, pedagang yang khianat. Hancurlah susunan ekonomi-moneter. Jurang pemisah antara si the have dan have not, makin menganga.
Alangkah rusaknya suatu negeri yang baik, apabila kaum pekerjanya, karyawannya sudah ingkar kepada Allah. Demoralisasi merata dimana-mana, baik kaum elite maupun kaum bawahan.
Alangkah hancurnya suatu negeri yang baik, apabila hasad sudah merajalela, kezaliman sudah merupakan baju kebesaran para penguasa, riya, munafik sudah merupakan karakter umat yang membudaya.
Khianat, culas sudah merupakan kewajaran bagi pedagang dan saudagar, serta kufur, ingkar sudah menjangkiti rakyat pendukung daulah tersebut.