UM Surabaya

Jadi mengharap taufik dari Allah adalah sesuatu yang mutlak dibutuhkan bagi semua makhluknya. Tanpa taufik dari-Nya manusia akan berjalan dalam kegelapan karena tidak adanya kesesuaian dengan kehendak Allah Swt.

Karena itu, sangat baik bagi kita membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَنَا فِي رِضَاك

“Ya Allah, tuntunlah kami menuju petunjukmu dan jadikan amal perbuatan yang kami lakukan sebagai amal yang selalu dilakukan hanya karena mengharap rida-Mu.”

Namun karena ulah dan kelalaian manusia, ada manusia yang tidak mudah mendapatkan Taufiq dari Allah SWT, bahkan terhalang darinya.

Ketika ditanya mengapa pintu taufik tertutup bagi sebagian manusia? Syaikh Syaqiq bin Ibrahim rahimahullah berkata:

“Faktor yang menyebabkan seseorang terhalang untuk mendapatkan taufik dari Allah, di antaranya:

  1. Mereka sibuk dengan kenikmatan, tetapi lalai untuk mensyukurinya.

Ketika hati enggan bersyukur maka semakin tertutup pintu taufik bagi manusia, sehingga semakin jauh pula manusia itu dari rahmat dan ketaatan kepada Allah Swt. Sedangkan di akhirat kelak ia akan mendapatkan siksa yang pedih karena kekufurannya.

Allah SWT berfirman:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim:7)

2. Mereka cinta kepada ilmu, tetapi tidak mengamalkannya.

Ilmu merupakan sarana mutlak untuk menuju Allah Swt. Karena Iman dan amal saleh yang benar harus dibangun dari ilmu. Namun ilmu yang tidak diamalkan akan membuahkan kemurkaan Allah serta menjauhkan pemiliknya dari taufik.

Amalan adalah buah dari ilmu, seorang yang berilmu tidak dikatakan berilmu yang sesungguhnya sampai dia mengamalkan apa yang dimilikinya.

Allah SWT berfirman di akhir surat Al Fatihah:

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

“Jalan orang yang Kauberi nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurka, dan bukan (jalan) mereka yang tersesat.”

Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang punya ilmu tetapi tidak beramal, sungguh dia telah menyerupai kaum Yahudi yang mendapat murka dari Allah SWT.  Sebaliknya, orang yang beramal tanpa ilmu, sungguh dia telah menyerupai kaum Nasrani yang telah tersesat.

Allah SWT tidak menghendaki semua ini, bahkan kita diperintah untuk selalu memohon petunjuk jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah diberi nikmat dengan mewujudkan ilmu dan amal. Bukan jalan orang-orang yang dimurkai dari kalangan Yahudi atau jalan orang-orang Nasrani yang tersesat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini