Muhammadiyah Menolak Tua, Usia 111 Tahun Makin Kuat dan Berkembang
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti

Alih-alih menjadi lemah karena bertambahnya usia, Muhammadiyah di usia yang ke-111 tahun justru menunjukkan keadaan sebaliknya karena semakin kuat dan berkembang semakin besar.

Demikian disampaikan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti pada (16/12/2023) dalam agenda Resepsi Milad ke-111 Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Barat.

Menceritakan perjalanannya ke Benua Afrika beberapa waktu lalu, Abdul Mu’ti ketika menyampaikan tentang Muhammadiyah, orang sana menanggapi dengan takjub dan mereka merasa unbelievable atau susah dipercaya.

Menyampaikan perkembangan Muhammadiyah, saat ini sudah berdiri di 35 provinsi, di 30 negara, 172 perguruan tinggi, dan ratusan ribu Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) pendidikan, kesehatan, dan sosial.

Bahkan di luar negeri, melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah-’Aisyiyah (PCIM-PCIA), Persyarikatan Muhammadiyah juga telah memiliki perguruan tinggi di Malaysia, sekolah dasar di Australia, dan TK di Mesir, serta Malaysia.

“Dan berbagai amal usaha di bidang kesehatan, saat ini kita sudah punya 125 rumah sakit, dengan lebih dari 200 sekian klinik,” kata Abdul Mu’ti.

Di hadapan warga Muhammadiyah Kalbar, Abdul Mu’ti menantang untuk menambah jumlah rumah sakit Muhammadiyah. Berangkat dari semangat berlomba dalam kebaikan, Muhammadiyah Kalbar jangan kalah dengan Muhammadiyah di Papua Barat Daya.

Sebab, di Papua Barat Daya tepatnya di Kota Sorong, Muhammadiyah saat ini sedang melakukan pembangunan rumah sakit yang terintegrasi dengan UNIMUDA Sorong, serta mal sebagai pusat perbelanjaan.

“Itu rumah sakit Muhammadiyah, yang menurut saya akan menjadi hebat karena rumah sakit plus hotel, plus supermarket – tempatnya di Sorong lagi. Karena itu masa sih, Kalimantan Barat ketinggalan sama Sorong,” katanya.

Kembali melanjutkan cerita perjalanannya di Afrika, Abdul Mu’ti setelah menerangkan tentang Muhammadiyah, kemudian mendapat pertanyaan tentang bagaimana cara mereplikasi gerakan yang dilakukan oleh Muhammadiyah di Afrika.

Kiprah 111 tahun Muhammadiyah tidak hanya di level nasional, tapi juga internasional. Internasionalisasi Muhammadiyah berangkat dari kesadaran logis, yang kemudian dirancang untuk melakukan gerakannya di kancah internasional.

Bahkan tidak berlebihan jika saat ini menyebut Muhammadiyah sebagai gerakan Islam internasional. “Kalau ada orang bicara Muhammadiyah di Palestina, mereka langsung paham itu organisasi besar. Dan Muhammadiyah memiliki nama besar di situ,” katanya.

Selain itu, yang juga jarang diketahui Muhammadiyah juga memiliki sekolah dasar di Beirut, Lebanon. Sekolah Muhammadiyah ini diperuntukkan bagi warga Palestina di Lebanon.

Oleh karena itu, Abdul Mu’ti mengajak kepada seluruh warga Muhammadiyah untuk bersyukur atas segala pencapaian 111 tahun Muhammadiyah, akan tetapi sekaligus tidak boleh terlena. Karena masih banyak hal dari masyarakat yang berharap Muhammadiyah-’Aisyiyah melakukannya. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini