Hikmah Diharamkannya Suap
foto: freepik
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“Bribery invites damnation.”
(Suap mengundang laknat)

Suap merupakan tindakan memberikan sesuatu (uang atau barang) kepada seseorang untuk memperoleh keuntungan atau keistimewaan.

Namun, dalam Islam, tindakan ini diharamkan karena dapat merusak tatanan sosial keadilan dan memicu korupsi.

Allah SWT berfirman:

وَلَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ وَتُدْلُوا۟ بِهَآ إِلَى ٱلْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا۟ فَرِيقًا مِّنْ أَمْوَٰلِ ٱلنَّاسِ بِٱلْإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:188)

Di dalam sebuah hadis diriwayatkan:

عَن أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ فِي الْحُكْمِ

“Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah Saw melaknat pemberi suap dan penerima suap di dalam hukum.”(HR. Ahmad, No. 9011)

Hikmah diharamkannya suap dalam Islam adalah untuk menjaga tatanan sosial keadilan dan meminimalisasi adanya korupsi dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam Islam, semua orang sama di hadapan hukum dan tidak boleh ada pihak yang mendapatkan keuntungan atau istimewa karena memberikan uang atau barang kepada seseorang yang berkuasa.

Dengan menerapkan larangan suap, diharapkan tatanan keadilan dan kejujuran dapat terwujud dalam kehidupan masyarakat.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini