Pertobatan Profetik dan Ampunan-Rahmat Allah
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Setiap hamba berpotensi besar melakukan dosa, dan Allah senantiasa siap untuk menerima tobat hamba-Nya.

Artinya, seorang hamba yang terjerumus dalam perbuatan dosa, kemudian menyadari kesalahannya dan meminta ampun kepada Allah maka itulah pertobatan profetik.

Nabi Adam terpeleset dalam berbuat dosa atas bujukan iblis. Setelah menyadari kesalahannya, dan memohon ampunan, maka Allah menghapus kesalahannya.

Demikian pula para penyihir di era Fir’aun yang menyadari kesalahannya dan bertobat, maka Allah mengampuninya dosa-dosanya yang sudah mengakar.

Nabi Yunus juga menyadari kesalahannya ketika meninggalkan kaumnya yang membangkang kepadanya. Setelah menyadari kesalahannya dan bertobat, maka Allah pun mengampuninya, dan membebaskan dirinya dari ikan paus.

Dosa dan Kesadaran Diri

Setidaknya ada tiga kisah teladan yang terabadikan dalam Alquran. Mereka melakukan dosa dan menyadari kesalahannya, kemudian melakukan pertobatan.

Allah pun menerima pertobatan mereka sehingga mereka berkedudukan mulia di sisi-Nya. Berikut kisah agung yang termaktub dalam Alquran.

Pertama, Nabi Adam yang tergelincir oleh bujuk manis iblis. Padahal sebelumnya Nabi Adam sudah dijelaskan kedudukan dan posisinya di surga.

Nabi Adam sudah ditunjukkan musuhnya yang akan menggelincirkan dan diminta waspada serta hat-hati atas godaannya. Namun iblis lebih cerdik dalam memanfaatkan kelemahan Nabi Adam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini