Penyakit Hati yang Dapat Mencegah Diri untuk Bertakwa
foto: istock

*) Oleh: Achmad Faiz Mukhlas
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

Muslim adalah pribadi yang tangguh. Kita mengenalnya dari pribadi Rasulullah dan para sahabatnya.

Tidak ada seorang muslim yang hakiki kala itu menampakkan sifat-sifat yang justru membuat keislamannya redup.

Tanda muslim yang baik adalah selalu menampakkan kebaikan-kebaikan kepada orang lain. Bukan lantaran dia mengharapkan sanjungan ataupun pujian dari orang lain, namun mengharap hanya kepada Allah saja.

Salah satu ciri baiknya seorang muslim, pernah disampaikan oleh Rasulullah:

عن أبي هريرة قال
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه

“Dari Abu Hurairah dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: ” Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.”

Muslim yang baik adalah yang menjauhkan diri dari sesuatu yang tidak bermanfaat baginya. Hal yang tidak bermanfaat baginya adalah hal yang tidak membuatnya semakin taat, juga hal yang tidak menambahkan keimanan di dalam dirinya.

Kita sebagai muslim mengetahui bahwa seorang muslim yang memiliki akhlak yang terpuji, dalam kehidupan sehari-hari akan menjaga tutur kata dan perbuatannya.
Kenapa kita harus meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kita?

Rumusnya, saat kita melakukan hal yang tidak bermanfaat akan membuat diri kita lalai. Lalai adalah keadaan di mana kita tidak ingat terhadap Allah dalam setiap pekerjaan kita. Saat kita lalai, setan akan berusaha menyibukkan kita dengan sifat-sifat tercela.

Inilah kenapa Rasulullah telah mengajarkan kewaspadaan diri untuk senantiasa menjadi muslim yang taat, yang juga meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi keimanan dan keislaman di dalam dirinya.

Kita perlu mewaspadai sifat-sifat tercela yang dapat mengubah diri kita menjadi pribadi yang jauh dari Allah.

Sifat-sifat tercela ini sangat disukai oleh setan. Sifat-sifat tercela juga merupakan dari beberapa penyakit hati sebagai berikut:

1. Sombong atau takabur

Sifat sombong ini adalah sifat yang tidak disukai oleh Allah ﷻ, sebagaimana dalam firman-Nya:

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. ” (QS Luqman : 18).

Rasulullah juga pernah bersabda yang artinya, “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR Muslim).

Sifat takabur ini adalah sifat yang bermula dari hati, yang membuat hati tertutup (kafir) terhadap kebenaran-kebenaran yang ada. Sifat ini telah nyata dilakukan oleh Iblis saat Allah memerintahkan iblis untuk bersujud kepada Adam:

وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kalian kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur, dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS al-Baqarah: 34).

2. Iri (Dengki)

Iri artinya tidak senang dengan apa yang dimiliki orang lain, sedangkan dengki adalah bentuk amarah dari rasa iri tersebut. Perilaku ini harus dihindari karena dapat memutus tali persaudaraan antar umat muslim.

3. Ujub

Ujub merupakan perasaan yang membanggakan diri sendiri dalam beribadah. Sebaiknya sifat ini dihindari karena dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala ibadah seseorang dan mendorong sifat sombong.

4. Riya (Pamer)

Riya merupakan salah satu perbuatan tercela dalam Islam. Orang yang melakukan riya umumnya melakukan amal saleh bukan karena Allah.

Perilaku ini harus dijauhkan sebab orang yang melakukan riya tidak akan mendapat pahala dari Allah ﷻ atas perbuatan amal salehnya.

5. Ghadab (Pemarah)

Sifat ini dimiliki seseorang yang sulit mengontrol emosinya sehingga nalarnya tidak dapat berfungsi dengan baik. Bukan hanya dibenci oleh sesama manusia, sifat pemarah juga amat dibenci Allah SWT.

6. Ghibah

Perilaku ini sering dijumpai dalam masyarakat dan lebih dikenal dengan istilah bergosip dan membicarakan aib seseorang. Perbuatan ini harus dihindari karena bisa menimbulkan kebencian dan termasuk dosa besar.

Untuk menghindari penyakit-penyakit tersebut, kita perlu memperbaiki diri dan selalu ingat dan bertobat kepada Allah.

Kita harus kiat meningkatkan Iman dan takwa dalam diri kita. Lalu apa saja yang dapat menambahkan keimanan dalam diri seseorang?

Allah telah berfirman dalam surat al-Anfal ayat 2-3 mengenai ciri-ciri seorang mukmin:

1. Ciri pribadi seorang mukmin

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka.”

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا

“Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)”.

وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakal”.

2. Ciri perilaku (yang terlihat) dari seorang mukmin

ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ

“(yaitu) Orang-orang yang mendirikan salat”.

وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ

“Dan yang menginfakkan rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”

Dan kemudian di ayat selanjutnya, Allah memantapkan ciri seorang mukmin sebagai berikut:

أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّا

“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya”.

Tenanglah seorang yang beriman. Karena dengan menjalankan segala hal yang bermanfaat, yang menambahkan imannya terhadap Allah.

Insya Allah, Allah akan membantu setiap pekerjaannya, juga menentramkan hatinya dikarenakan taatnya kepada Allah.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini