Yang tadinya berdiri tegak, perlahan mulai berubah agak merunduk, gigi yang tadinya kuat mulai goyah dan tanggal, pandangan mata pun mulai buram, suara kian gemetar dan terkadang pendengaran mulai terganggu. Saatnya ajal yang telah Allah Ta’ala tentukan pun tiba.
Maka, tahap berikutnya, Allah Ta’ala menunjukkan kekuasaan-Nya untuk menghidupkan kembali manusia dari alam kuburnya sebagaimana at-thariq yang cahaya menembus kegelapan malam.
Setelah itu, manusia digiring ke sebuah padang mahsyar untuk kemudian diungkaplah segala hal yang dulu mereka rahasiakan, disingkapkan semua aib-aibnya sehingga semuanya bisa menyaksikannya.
Dan terungkapnya rahasia-rahasia itu bagaikan cahaya bintang at-thariq yang menembus kegelapan malam. Sehingga tidak ada satu pun makhluk yang memiliki kekuatan untuk menutupinya dan tak ada satu pun makhluk yang mampu untuk menolongnya.
Itulah maksud firman Allah Ta’ala:
يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ، فَمَا لَهُ مِنْ قُوَّةٍ وَلَا نَاصِرٍ
“Pada hari dinampakkan segala rahasia. Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatan pun dan tidak (pula) seorang penolong.” (QS. at-Thariq: 9-10)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Berikutnya Allah Ta’ala di dalam menurunkan hujan itu dengan cara memendarkan cahaya matahari ke bumi sehingga terjadi proses penguapan air-air yang ada di bumi menuju langit, berupa gelembung-gelembung yang tak bisa dilihat oleh mata biasa.
Lalu Allah kirimkan angin untuk menerbangkan butiran debu yang halus untuk dikawinkan dengan gelembung-gelembung uap air, hingga terjadilah letusan-letusan. Pada masing-masing gelembung-gelembung itu dan jadilah letusan-letusan itu menjadi bakal awan yang tipis.