Pilar Gerakan Ekonomi Muhammadiyah Berlandaskan Tauhid Murni
Saad Ibrahim
UM Surabaya

Ekonomi sebagai pilar ketiga gerakan dakwah Muhammadiyah hasil dari Muktamar 47, tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai ketauhidan dan bernilai kemanusiaan.

Konsekuensi logis dari nilai ketauhidan adalah memanusiakan manusia.
Bahwa tauhid murni merupakan puncak dari wawasan Islam Berkemajuan.

Itu sebabnya, sehingga setiap gerakan yang dirumuskan dan dihasilkan oleh Muhammadiyah tidak bisa berlepas dari tauhid.

Tauhid dalam Muhammadiyah tidaklah pasif, melainkan aktif. Konsep tauhid bagi Muhammadiyah di dalamnya juga terkandung aspek kemanusiaan.

Sehingga ketauhidan Warga Muhammadiyah memiliki dampak dan dimensi sosial untuk membangun kemanusiaan.

Maka jangan menjadikan orang lain lebih rendah, karena itu bertentangan dengan tauhid karena yang di atas itu hanya Allah SWT.

Karena itu, tauhid ini terkait dengan prinsip keadilan. Sebaliknya, kesyirikan yang ada pada diri seorang hamba akan melahirkan sikap ketidakadilan.

Konsep tauhid yang dipahami oleh Muhammadiyah memiliki relevansi jika diletakkan pada ruang atau diskursus ekonomi sebagai pilar gerakan Muhammadiyah.

Pasalnya, ekonomi yang diusahakan oleh Muhammadiyah adalah untuk meninggikan derajat kesejahteraan manusia secara merata.

Hal itu selaras dengan perintah dalam Alquran tentang dilarangnya perputaran ekonomi hanya di lingkaran elite kuasa saja.

Pemajuan ekonomi umat akan menghindarkan umat dari perbuatan-perbuatan yang zalim atau dilarang oleh Agama Islam.

Di sisi lain, kemajuan ekonomi yang memotong kesenjangan kelas sosial juga adakan berimplikasi pada perbaikan persatuan dan kesatuan bangsa.

Memajukan ekonomi umat sehingga menciptakan masyarakat maju bisa dimulai dari perubahan mindset optimistis.

Dalam konteks ekonomi bisnis, sikap optimistis perlu dibangun dan dikuatkan.

Karena menggantungkan ekonomi bisnisnya kepada Allah SWT, maka Muhammadiyah senantiasa meyakini bahwa “bertransaksi” dengan Allah SWT tidak akan pernah rugi, walaupun rugi nanti akan diganti oleh Allah dengan hal yang lebih baik. (*)

(Disarikan dari ceramah Dr. Saad Ibrahim yang dirilis muhammadiyah.or.id)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini