1. Nafsu ammaroh bissuk. Nafsu ini sifatnya suka memerintahkan kepada kejelekan, suka menerabas kemapanan dan menentang aturan. Biasanya terjadi pada kaum muda atau kaum remaja, sebagaimana nabiyullah Yusuf mengakuinya sebagaimana firman Allah dalam Alquran:

“Dan aku (Yusuf) tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya jiwa itu selalu menyuruh kepada keburukan, kecuali jiwa yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yusuf: 53)

Nabi Yusuf adalah Nabi yang putra Nabi Ya’kub. Ia terkenal sebagai nabi yang amat
tampan dan dikasihi ayahnya. Akibatnya saudara-saudaranya iri dan berusaha membunuh Yusuf.

Akibatnya ia dimasukkan ke dalam sumur, ditemukan pedagang dan dijual kepada
pedagang mesir. Ia tinggal di rumah seorang pembesar mesir, dan disukai oleh nyonya
rumahnya.

Bahkan ia sampai diajak berbuat zina. Beruntunlah Yusuf bisa mengendalikan nafsu remajanya. Pernyataannya sebagaimana dikemukakan dalam ayat di atas.

Nabiyullah Yusuf lebih suka dipenjara daripada hidup bebas di luar penjara. Di luar penjara hedonisme sedang merajalela sehingga godaan melaksanakan kemaksiatan sangat besar.

2. Nafsu mulhimah/nafsu yang mendapat petunjuk kebaikan, tapi kadang mendapat bisikan kejahatan. Ini biasanya terjadi pada para remaja dan pemuda awal yang sedang mencari jati diri.

QS. Asy Syams 7-10 menyatakan, dan demi jiwa serta penyempurnaannya
(ciptaannya), 8. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya, 9. sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, 10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Jiwa yang gonjang-ganjing ini berlangsung di masa remaja, kisaran umur 13-25 tahun. Di umur-umur remaja ini pencarian jati diri sedang berlangsung. Seseorang bisa menjadi baik jika mendapat kawan yang baik dan menjadi jahat jika berkawan dengan orang-orang yang jahat.

Para remaja dan pemuda, jika terlanjur berbuat maksiat segeralah bertobat, segeralah kembali kepada ajaran-ajaran Allah. Tinggalkan penyebab-penyebab dosa. Ingat setiap orang pasti mati, tidak peduli dia itu bayi kah pemuda kah atau tua.

Semoga kita mati dalam keadaan Islam, yakni tunduk, patuh dan menjalankan perintah Allah.
.
3. An-Nafsu al-Lawwamah (jiwa yang sangat menyesal). Jiwa menyesal karena saat di dunia tidak menjalankan kebaikan. Sudah tahu kebenaran islam tapi enggan menjalankan islam, sudah islam tapi ibadahnya kurang maksimal. Qs. Al Qiyamah 2 menyebutkan kondisi ini.

“Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).” Ayat 3- 15
selanjutnya mendeskripsikan kondisi tatkala kiamat terjadi.

Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?

Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna. Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus. Ia berkata: “Bilakah hari kiamat itu?”

Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata: “Ke mana tempat berlari?” sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini