Tak hanya mengawal dalam ranah teknis, David juga berkomitmen untuk membimbing mereka untuk menulis esai-esai bermutu yang layak diterbitkan di media massa nasional.
Pada hari terakhir, para peserta Muktamar bermusyawarah dan bersepakat untuk mendeklarasikan lima isu penting yang menjadi rencana tindak lanjut setelah acara Muktamar ini.
Dalam isu penguatan perlindungan HAM dan keadilan gender, aktivis JIMM berkomitmen untuk:
1. Menguatkan peran dan eksistensi ulama perempuan di Muhammadiyah.
• Mengorbitkan tokoh ulama perempuan di masyarakat
• Mengader ulama dari pesantren Aisyiyah serta akademisi perempuan yang memiliki kepakaran di bidang tafsir Alquran.
• Mencatat pengalaman perempuan sebagai pengetahuan.
2. Mendorong hukum progresif untuk penegakan HAM.
Dalam isu dinamika antara agama, identitas, dan hak asasi manusia dalam wacana Kontemporer, aktivis JIMM berkomitmen untuk:
1. Mengarusutamakan spirit moderasi beragama dengan mengadakan dialog lintas iman.
2. Memandang bahwa semua entitas manusia berhak hidup dan mengakui segala identitas lain tanpa terkecuali.
3. Memiliki kepercayaan diri sebagai kader Muhammadiyah , bertanggungjawab penuh atas apa yang dia lakukan, dan berani bertarung wacana di ruang publik dan berdialektika di forum akademik.
4. Berkomitmen terhadap keputusan pikirannya dan responsif terhadap isu HAM dan politik identitas. Komitmen ini dapat dilaksanakan dengan memahami teks serta sisi kontekstualitas dari teks tersebut.
Dalam isu revolusi pendidikan dan budaya, aktivis JIMM berkomitmen untuk:
1. Melakukan investasi yang serius terhadap kemajuan pendidikan di persyarikatan dengan upaya menghadirkan regulasi dan institusi yang bertugas sebagai pilot project pendidikan.
• Merumuskan materi pembelajaran adaptif dengan kearifan lokal dan dinamisasi zaman.
• Mendorong kelayakan gaji guru Persyarikatan hingga setara UMR setempat.
2. Mendorong konsep pendidikan berkemajuan yang tidak berhenti pada level pendidikan formal.
• Menciptakan ruang aman kepada anak dari segi mental, spiritual, intelektual, dan emosional.
• Menghadirkan pendidikan alternatif bagi daerah yang sulit mendapatkan akses pendidikan yang setara.