Cinta Nabi dan Pembuktian
Banyak pengakuan cinta kepada nabi tapi justru enggan mengikuti perintahnya, padahal perintah mengikuti ajaran rasul akan menjadikan jalan keselamatan.
Mengikuti jalan rasul bukan hanya selamat di dunia dan akhirat, tetapi akan mencegah dirinya berbuat menyimpang.
Para nabi dan rasul senantiasa mengingatkan kaumnya untuk mengikuti jalannya. Hal ini dijelaskan dengan baik sebagaimana firman-Nya:
وَاَ نَّ هٰذَا صِرَا طِيْ مُسْتَقِيْمًا فَا تَّبِعُوْهُ ۚ وَلَا تَتَّبِعُوْا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗ ذٰ لِكُمْ وَصّٰٮكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’am : 153)
Dengan menjalankan perintah Allah melalui amalan-amalan ketakwaan akan terjaga dari penyimpangan. Allah akan menjaga hamba-hamba-Nya, yang berpegang teguh pada perintah rasul, dengan menjamin kesejahteraan dan keselamatan di dunia dan akhirat.
Godaan untuk mengikuti kebaikan memang berat dan penuh tantangan. Hal ini dikarenakan godaan dari pihak luar sangat besar.
Di antaranya godaan itu berupa kenikmatan duniawi. Para pemimpin mengiming-imingi kedudukan, kekuasaan, atau harta duniawi bila mengikuti jalannya dan keluar dari jalan Rasul.
Betapa banyak perintah rasul dilanggar dengan memilih jalan lain yang dipandang lebih baik dan menjanjikan secara duniawi.
Perintah Rasul terkadang dilihat hanya memerintahkan sesuatu tanpa menghasilkan atau mendatangkan keuntungan secara duniawi.
Mereka pun enggan mengikutinya dengan ikhlas. Godaan untuk mendapatkan dunia dan kekuasaan sering kali menghinggapi sebagian manusia. Sehingga mereka meninggalkan jalan Rasul dan mengikuti jalan pemimpin yang menjanjikan kenikmatan duniawi.
Mereka berebut kekuasaan dan menanggalkan kebenaran demi memperoleh kekuasaan. Bermimpi melanggengkan kekuasaan sehingga menghalalkan segala cara.
Bahkan tidak sedikit di antara tokoh-tokoh intelektual terdidik merendahkan dirinya mendukung pemimpin yang buruk kepemimpinannya dengan dijanjikan akan memperoleh harta dan kedudukan dunia.
Bahkan mereka rela menanggalkan kebenaran dan orinsinil prinsip agamanya demi memperoleh keuntungan yang dijanjikan pemimpin yang diidolannya.
Oleh karena itu rasul sangat gigih mengajak kaumnya untuk mengikuti ajarannya dan menjanjikan janji suci dan pasti tergapai.