Pemuda sebagai Sentral Gerakan Peradaban
Ilustrasi: clipart.world
UM Surabaya

*) Oleh: Ihsan Nursidik, MAg,
Pengajar di Pondok Pesantren Darul Arqam Daerah Garut

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اما بعـد

قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Ma’ayiral Mu’minin Rahimakumullah

Pemuda merupakan bagian dari sentral gerakan peradaban, pemuda adalah simbol dari perubahan. Namun bukan semata perubahan, lebih tegasnya adalah perubahan yang berdasarkan kecemerlangan akal pikiran dan semangat juang yang berkobar bak api yang membara.

Bila kita menilik pemuda di dalam Alquran dan hadis, maka sekurang-kurangnya terdapat empat term yang dapat dirujuk, di antaranya yakni fata, fityah, syabab dan syab. Pada term-term tersebut, disebutkan nama-nama spesifik yang ditunjuk sebagai seorang pemuda, antara lain sebagai berikut:

Pertama, Nabi Yusuf seorang pemuda tampan yang memikat seorang istri raja (imra’ah al-aziz) dalam QS. Yusuf ayat 30.

Kedua, seorang pemuda yang menemani Musa dalam perjalanannya, dalam literatur tafsir, disebutkan bahwa pemuda itu bernama Yusya’. Keterangan ini terdapat di dalam QS. al-Kahfi ayat 60-62.

Ketiga, Nabi Ibrahim sebagai pemuda yang digambarkan pemberani dalam mengungkapkan kebenaran, keterangan ini disebutkan dalam QS. al-Anbiya’ ayat 60.

Kemudian terakhir adalah pemuda Kahfi yang melindungi diri dari kediktatoran raja demi mempertahankan keimanan mereka, keterangan ini terdapat dalam QS. al-Kahfi ayat 13.

Selain dapat ditemukan dalam Alquran, term pemuda juga terdapat di dalam literatur hadis.

Pemuda-pemuda yang disinggung dalam literatur hadis memuat pesan tentang perintah Nabi untuk menyegerakan nikah bagi mereka yang telah diberikan oleh Allah kemampuan untuk menghidupi rumah tangga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini