Urgensi Sifat Amanah dalam Kepemimpinan
Gerakan Subuh Mengaji pada Ahad (24/12/2023)
UM Surabaya

Amanah, sebuah prinsip luhur yang menjadi kewajiban utama seorang pemimpin, menjadi inti dari kesuksesan kepemimpinan yang berdasarkan prinsip-prinsip syar’i. Makna syar’i amanah tidak hanya mencakup kepercayaan dan keandalan, tetapi juga menyiratkan tanggung jawab yang besar terhadap apa yang dipercayakan kepadanya.

Menurut, Wakil Sekretaris I LP2PPM  Cecep Taufiqurrahman dalam Gerakan Subuh Mengaji pada Ahad (24/12/2023), amanah bukanlah sekadar norma etika, melainkan suatu nilai suci yang diemban oleh malaikat sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah, “Mereka takut kepada Tuhan yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS. An-Nahl: 50).

Tak hanya malaikat, ujar Cecep, para Nabi pun diamanahi dengan tanggung jawab besar. Firman Allah dalam Al-Quran menyatakan, “Aku menyampaikan amanah-amanah Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” (QS. Al-Araf: 68).

Dengan demikian, pemimpin yang membawa beban amanah seharusnya juga mampu memberikan pedoman yang adil dan terpercaya kepada yang dipimpinnya.

Amanah bukan hanya panggilan bagi malaikat dan para Nabi, melainkan juga menjadi sifat terpuji bagi setiap orang beriman. Firman Allah menyatakan, “Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.” (QS. Al-Mu’minun: 8).

Dalam konteks ini, seorang pemimpin yang menjunjung tinggi amanah menjadi teladan bagi masyarakatnya, menciptakan fondasi kepercayaan dan harmoni di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

Mendalaminya, amanah bukan sekadar norma, tetapi sebuah akidah yang melekat pada hati seorang Muslim. Manifestasi keimanan dalam hati seorang pemimpin tercermin dalam setiap tindakannya yang didasarkan pada prinsip-prinsip amanah.

Oleh karena itu, untuk mencapai kepemimpinan yang benar-benar mencerahkan, seorang pemimpin perlu mengartikulasikan amanah sebagai fondasi utama dalam setiap kebijakan dan tindakan yang diambilnya.

Cecep mengatakan bahwa amanah bukan sekadar tugas atau tanggung jawab, melainkan sebuah nilai luhur yang menjadikan seorang pemimpin dihormati dan diikuti oleh masyarakatnya. Membawa beban amanah, seorang pemimpin harus senantiasa berpegang teguh pada prinsip-prinsip syar’i, menjadikan amanah sebagai panduan utama dalam setiap langkah dan keputusannya. Hanya dengan demikian, kepemimpinan yang adil, terpercaya, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dapat terwujud. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini