Bahaya Menuhankan Hawa Nafsu
foto: seekersguidance.org
UM Surabaya

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, Allah menyesatkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (menyesatkannya)”. (QS. Al-Jaatsiyah: 23)

Berikut tafsirnya:

Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah berkata:

فقال بعضهم: معنى ذلك: أفرأيت من اتخذ دينه بهواه, فلا يهوى شيئا إلا ركبه, لأنه لا يؤمن بالله, ولا يحرِّم ما حَرَّمَ, ولا يحلل ما حَللَ, إنما دينه ما هويته نفسه يعمل به

“Sebagian Ahli Tafsir mengatakan, “Maknanya, maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan agamanya hawa nafsunya, tidaklah ia menginginkan sesuatu kecuali ia menurutinya, karena ia tidak beriman kepada Allah, dan tidak mengharamkan sesuatu yang Dia haramkan, serta tidak pula menghalalkan sesuatu yang Dia halalkan. Agamanya semata-mata hanyalah apa yang disukai nafsunya”.

أما بالنسبة لجعل المعاصي كلها شركاً : فهذا نعم ، بالمعنى العام ؛ لأن المعاصي إنما تصدر عن هوى ، وقد سمى الله تعالى من اتبع هواه متخذاً له إلهاً ، فقال : { أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ } [الجاثية:23] .”

“Adapun tentang mengelompokkan kemaksiatan semuanya ke dalam kesyirikan, maka ini benar jika ditinjau dari makna umum karena maksiat hanyalah berasal dari menuruti hawa nafsu, dan Allah ta’ala telah menamai orang yang mengikuti hawa nafsunya sebagai orang yang mengambilnya sebagai tuhan baginya, Allah berfirman:

{ أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ }

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, Allah menyesatkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (menyesatkannya).”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini