Melakoni Ujian Hidup
foto: unplash
UM Surabaya

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).”
(HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675)

Ujian hidup akan terus ada bersamaan pada diri seseorang selama ia masih diberi napas oleh Allah. Bersabarlah dan terus mengingat Allah dalam setiap ujian hidup yang menimpa hidup kita.

Janji Allah nyata adanya. Seperti hadis tersebut selalu ada hikmah dari setiap ujian yang diberikan. Petiklah hikmah itu agar menjadikan pribadi yang lebih baik.

Bersabarlah kita dalam setiap ujian itu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar.

Kehidupan yang kita lalui tidak akan sepenuhnya selalu menyenangkan. Kadang kala kita merasa berputus asa dalam menyikapi ujian hidup yang datang bertubi-tubi.

Manusia sering menganggap bentuk ujian hidup hanyalah berupa penderitaan dan kesedihan belaka. Padahal kecukupan dan kebahagiaan pun adalah wujud dari ujian.

Namun kita kadang lupa menganggap semua kesenangan itu sebagai ujian. Ujian yang berupa kebahagiaan sering membuat kita lupa untuk selalu bersyukur kepada Allah yang telah memberi nikmat tersebut.

Sehingga kita sering tidak menginginkan ujian yang berupa kesenangan dan kebahagiaan itu cepat berlalu.

Namun, sangat berbeda dengan saat di mana kita menghadapi ujian yang berupa kesedihan, kekecewaan, sakit, kekurangan atau tertimpa musibah, pasti kita menginginkan semuanya cepat berlalu.

Di saat itulah baru kita ingat kepada Allah SWT. Kita mengetuk pintu-Nya di tengah malam, menangis, dan mengadukan nasib yang menimpa.

Menurut hadis tersebut bahwa Allah senang dengan hamba yang kembali pada-Nya.

Allah senang melihat hamba-Nya yang mengetuk pintu-Nya di tengah malam, Allah senang melihat hamba-Nya berdoa dan menangis mengharapkan pertolongan-Nya.

Allah senang dengan hamba-Nya yang mendekat dan mengingat-Nya. Allah senang dengan hamba yang tidak menggantungkan hidupnya kepada sesama makhluk.

Allah senang dengan prasangka baik hamba-Nya. Satu hal penting yang harus selalu kita ingat yaitu di saat kita tengah mendapat ujian seberat apa pun kita harus ingat dan selalu percaya diri bahwa kita akan mampu menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan baik.

Karena Allah tidak akan memberi beban kepada seseorang melebihi batas kemampuannya. Yakinlah bahwa semua cobaan dan ujian pahit yang diberikan Allah pasti mampu kita lalui.

Allah tidak bermain-main dalam hal penciptaan apa pun. Allah sangat mengetahui dan memahami akan kemampuan hamba-hamba-Nya.

Setiap dari permasalahan yang kita hadapi pasti ada hikmah di dalamnya. Dari permasalahan tersebut kita dapat menjadikannya sebagai pelajaran hidup.

Menjadikan kita pribadi yang sabar, lebih tegar, dan kuat dalam menghadapi setiap masalah, ujian, dan cobaan yang tengah menimpa.
Sebagaimana besi yang ditempa akan menjadi kuat dan kokoh, batu bata yang dibakar akan menjadi tidak mudah pecah, begitu juga masalah yang menimpa akan membuat pribadi tersebut menjadi seseorang yang lebih matang nantinya.

Firman Allah Subhanahu wata’ala yang berkaitan dengan tema hadis tersebut:

وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَالْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155). (*)

Penulis: AJANG KUSMANA S.Ag, MAg, dosen Universitas Muhammadiyah Malang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini