Unik, 220 Mahasiswa Pertukaran di UMM Kenakan Baju Adat di Penutupan PMM UMM
Pelepasan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Batch 3 UMM. (foto humasumm)
UM Surabaya

Tepat akhir Desember kemarin, Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) melepas masa akhir studi mereka di kampus pertukarannya. Termasuk mereka yang mencicipi belajar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Pelepasan sekaligus penutupan PMM Batch 3 itu dikemas dalam Festival Budaya, Sabtu (30/12/2023). Ada hal unik yang disajikan dalam agenda itu, yakni 220 mahasiswa pertukaran yang hadir mengenakan pakaian adat dari berbagai wilayah di Indonesia.

Rektor UMM Prof Dr Syamsul Arifin, MSi memberi apresiasi sebesar-besarnya terhadap penyelenggaraan festival budaya yang menjadi agenda rutinan bagi mahasiswa pertukaran di seluruh Indonesia. Menurutnya, hal ini sebagai cara mengenalkan budaya sekaligus sebagai ajang untuk mempererat hubungan antar suku, ras, maupun agama.

“Indonesia dibentuk atas dasar keberagaman. Keberagaman itulah yang membentuk semboyan Bhineka Tunggal Ika atau berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Hal ini merupakan visi misi yang harus ditegakkan oleh setiap individu mahasiswa PMM Batch 3 ini. Perbedaan inilah yang justru membuat kita menjadi satu dan saling bersosial,” tambahnya.

Lebih lanjut, mahasiswa pertukaran tidak hanya belajar materi sesuai dengan penjurusan mereka saja. Lebih dari itu, mahasiswa PMM yang belajar di UMM juga turut belajar budaya, keyakinan, dan adat istiadat dari masing-masing daerah yang mereka singgahi untuk menciptakan keberagaman dalam bersosial masyarakat.

Ia juga menyampaikan bahwa festival budaya menjadi ruang untuk mengartikulasikan identitas, ditandai dengan baju adat masing-masing.

Sivitas akademika UMM dengan bangga melepas dan memberi apresiasi yang sebesar-besarnya kepada mahasiswa PMM untuk kembali ke daerah asal dan mengimplementasikan apa yang telah didapat di Kampus Putih ini.

Sementara itu, M. Ahnaf Raid Yosna selaku Ketua Panitia Festival Budaya turut berterima kasih kepada pihak UMM yang selalu mendukung jalannya program ini. Menurutnya, agenda rutinan ini memiliki peran vital menjaga keutuhan dan keberagaman. Apalagi dalam kesempatan itu, disajikan berbagai penampilan seperti tari yang dibawakan oleh masing-masing mahasiswa.

Ia juga mengaku telah mendapat banyak pengalaman dan ilmu baru melalui PMM di UMM. Mulai dari bahasa walikan khas Malang, suasana dingin dan asri Malang, hingga adat istiadat dan bahasa Jawa yang kental.

“Harapannya, program PMM 3 ini tak hanya menjadi sebuah pengalaman yang dikenang semata, namun menjadi pengalaman yang dapat menjadikan kami lebih dewasa lagi. Utamanya saat kembali ke daerah kami masing-masing,” tegasnya. (tri/wil/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini