Menjadi Bagian dari Muhammadiyah Harus Siap dengan Berbagai Stigma
Kajian Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Ampeldento Kabupaten Malang.
UM Surabaya

Ketua Forum Al Islam dan Kemuhammadiyahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (AIK PTMA), Syamsul Arifin, mengungkapkan bahwa menjadi bagian dari Muhammadiyah bukanlah suatu perjalanan yang mudah. Menurutnya, setiap warga Muhammadiyah harus bersiap menerima stigma dari masyarakat, baik itu berupa pandangan negatif maupun positif.

Syamsul Arifin menjelaskan bahwa menjadi warga Muhammadiyah melibatkan proses panjang yang terkait dengan pengalaman hidup dan dasar individu masing-masing. Hal ini terutama berlaku mengingat latar belakang historis keagamaan dalam keluarga mereka.

Meskipun perjalanan tersebut unik untuk setiap individu, satu hal yang pasti adalah kesiapan untuk menghadapi stigma dari lingkungan sekitar.

“Stigma masyarakat pada Muhammadiyah ialah Muhammadiyah sebagai Islam modern, Islam berkemajuan, ataupun Islam berpendidikan,” tegas SyamsulArifin, Pjs Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini dalam kajian Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Ampeldento Kota Malang, Ahad (7/1/2024).

Arifin juga menekankan bahwa menjadi bagian dari Muhammadiyah mengharuskan tingkat toleransi yang tinggi. Toleransi diperlukan agar dapat saling menyapa dengan lintas golongan dan hidup berdampingan secara harmonis. Hal ini dianggapnya sebagai langkah penting dalam usaha untuk terus memperbaiki diri dan menjadi warga Muhammadiyah yang lebih baik.

Lebih lanjut, Arifin mengatakan bahwa rasa memiliki terhadap Muhammadiyah tidak boleh membuat para anggotanya menutup mata terhadap organisasi-organisasi lain dalam kegiatan kemasyarakatan. Tidak perlu menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan eksklusif yang menganggap rendah gerakan Islam yang lain.

”Rasa memiliki, serta tidak memungkiri ada organisasi lain selain Muhammadiyah pada kegiatan kemasyarakatan,” ujarnya.

Arifin meyakinkan bahwa bermuhammadiyah bukan berarti menutup diri dari kerjasama dengan pihak lain. Toleransi dan keterbukaan terhadap keragaman organisasi di masyarakat dianggapnya sebagai landasan yang perlu diterapkan oleh setiap warga Muhammadiyah. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini