Kata irfani berasal dari kata “arafa –irfanan” yang secara tradisional dimaknai sebagai ma’rifah atau pengetahuan. Irfani juga dimaknai sebagai kasyf atau pengetahuan yang diraih melalui latihan bathin.
Pengertiannya lebih dapat dipahami jika menyelisik kata ahlul irfan yang sering juga disamakan dengan mutashawwifin atau para ulma tashawwuf.
Pendekatan irfani secara metodologis dipraktekan dengan lebih bertumpu pada instrument pengalaman batin, zauq, qalb, wijdan, bashirah atau intuisi. Sedangkan metodenya mempraktekkan kasyf dan iktisyaf.
Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Dr. H. Sopa, M.Ag, berpendapat, meskipun pendekatan bayani dan burhani sudah diterima di Muhammadiyah, pendekatan irfani masih berada dalam proses pencarian bentuk rumusan.
Elemen-elemen keruhanian telah dipraktikkan oleh warga Muhammadiyah, tetapi dimensi spiritual masih kurang terformulasikan secara sistematis.
Polemik muncul di internal ulama Muhammadiyah, khawatir bahwa pendekatan irfani dapat mengandung unsur-unsur non-Islami. Akibatnya, kebingungan muncul terkait validitas irfani sebagai pendekatan dalam istinbat hukum.
Irfani tidak mengikuti teks-teks dari otoritas dan tidak menggunakan kaidah membaca teks yang disepakati. Proses pencarian pengetahuan irfani juga tidak didasarkan pada aturan atau kaidah logika, serta tidak menggunakan data empirik.
Para ulama Muhammadiyah terus mencari pemahaman yang sejalan dengan semangat dan pandangan keagamaan di dalam organisasi tersebut. Pendekatan irfani, meski masih dalam pengembangan, dianggap sebagai wacana yang patut dikembangkan.
Sopa menegaskan, irfani bukanlah sumber pengetahuan diskursif, melainkan sebagai pengendali. Irfani berperan sebagai penyeimbang dari tekstualisme bayani dan liberalisme burhani.
Keberadaan irfani di Muhammadiyah diperlukan untuk pengembangan nurani agar tidak terlalu kaku dan juga tidak terlalu bebas. Dengan demikian, Muhammadiyah terus berusaha mencari keseimbangan dalam menyikapi pendekatan irfani sebagai bagian dari identitas keagamaan mereka.