Ngaji di Sawah Bareng Amien Rais
Amien Rais mengisi pengajian di Kopi Ngaji Omah Sawah Bodeh. foto: majelistabligh.id
UM Surabaya

Apa jadinya bisa ikut pengajian di tengah sawah yang sambil selonjoran? Tentu sangat mengasyikkan sekaligus menggembirakan

Begitulah yang dirasakan para mubaligh Muhammadiyah saat menghadiri pengajian di Kopi Ngaji Omah Sawah Bodeh, yang berlokasi Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Sleman Sabtu (27/1/2024).

Para mubaligh tersebut peserta Training of Trainers (ToT) PIMMNAS (Pelatihan Instruktur Muballigh Muhammadiyah Nasional). Pelatihan yang digelar pada 24-27 Januari 2024.

Di tempat seluas 30 are itu, mereka yang ikut pengajian duduk beralaskan karpet dan tikar yang di-setting memanjang. Sementara pembicaranya dan tamu undangan ada di gazebo.

Baca juga: Penyaluran Dana Lazismu untuk Internal Muhammadiyah Hanya 6 Persen

Dalam pengajian tersebut, hadir sebagai pembicara Prof. Dr Amien Rais, Ketua Umum Muhammadiyah tahun 1995-1998.

Amien Rais menceritakan saat dirinya terpilih menjadi ketua umum Muhammadiyah di Muktamar ke-43 Banda Aceh, 1994. Amien menggantikan KH Azhar Basyir yang meninggal dunia.

Seharusnya, masa jabatan Amien Rais sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah adalah 1995-2000. Namun, pada 1998, Amien Rais terjun ke politik praktik dan mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN). Jabatan Ketua Umum PP Muhammadiyah kemudian diemban Ahmad Syafii Maarif.

“Sebelum terpilih sebagai ketua PP Muhammadiyah dengan suara 98 persen, saya diingatkan pasti nggak terpilih jadi ketua PP karena sering mengkritik Soeharto. Tapi kenyataannya berbeda,” ujar Amien.

Amien kemudian memaparkan banyak hal tentang kondisi mutakhir bangsa. Di mana banyak ketimpangan dan ketidakadilan terjadi. Sementara masyarakat yang menyuarakan perlawanan jumlahnya sangat sedikit.

Baca juga: Teladani Nabi, Berdakwahlah pada Mereka yang Belum Kenal Islam

“Kita harus ingat bahwa mendiamkan kejahatan itu adalah kejahatan,” tegas pria yang menjadi tokoh penting dalam reformasi 1998.

Amien lalu mengutip Hasan Al Banna. Dia bilang bahwa Allah adalah tujuan besar kami, Nabi Muhammad adalah panutan kami, jihad adalah jalan kami, mati di medan jihad adalah cita-cita tinggi kami.

Amien juga mengutip Firman Allah Ta’ala dalam Surat An Nahl ayat 90: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini