Katakan Cukup dan Nikmatnya Bersyukur
foto: thehumblei
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Kata yang paling sulit kita ucapkan barangkali adalah kata “cukup”. Kapankah kita bisa berkata cukup ?

Hampir semua pegawai merasa gajinya belum sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih di bawah target.

Pejabat menganggap bahwa masa jabatannya masih kurang, sehingga berupaya untuk melanggengkan jabatannya dengan menghalalkan segala cara.

Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup?

“Cukup” bukanlah soal berapa jumlahnya. “Cukup” adalah persoalan kepuasan hati. “Cukup” hanya bisa diucapkan oleh orang yang mampu bersyukur.

Saudaraku,

Tak perlu takut berkata “cukup”. Mengucapkan kata “cukup” bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya.

“Cukup” jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, atau merasa pesimis, atau kecewa atau mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata “cukup“ membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan…

Jangan biarkan kerakusan, ketamakan manusia membuat kita sulit berkata “cukup”. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini dan seterusnya, dengan begitu kita menjadi orang yang pandai bersyukur…

Saudaraku,

Sering kali kita berkeluh kesah atas segala ketetapan dan pemberian Allah Azza Wa Jalla, sedikit sekali yang bersyukur.

Allah Azza Wa Jalla berfirman:

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan roh ciptaanNya ke dalam tubuhnya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.” (QS. As-Sajdah: 9)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini