Jika Aku Tulis Kebaikan, Bukan Berarti Diri Ini Telah Baik
foto: adobestock
UM Surabaya

*) Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri

Aku menulis tentang kebaikan, bukan berarti aku sudah ahli di dalamnya.

Aku memposting tentang nasihat, bukan berarti aku sudah hebat.

Karena sampai kapan pun, aku akan tetap memerlukan nasihat orang lain.

Aku mengingatkan kita akan akhirat, bukan berarti aku telah dipastikan akan tenteram di sana, meski sampai nanti aku akan tetap berusaha untuk meraihnya.

Aku tidak takut orang menilaiku buruk, dan hanya baik di luar atau apa pun itu kata mereka selalu menasihati, padahal diri ini masih belum baik.

Ya, akan selalu ada orang yang akan berpikiran seperti itu.

Itu bukanlah masalah, karena itu tak sepenuhnya salah. Sebab apa yang kuucap dan kutulis adalah juga sebagai pengingat untuk diri sendiri.

Sedang yang paling menakutkanku adalah, saat orang lain telah menilaiku baik, tanpa cela, ahli ibadah, dsb., sedangkan aku masih sangat jauh untuk mendapatkannya.

Aku hanyalah manusia biasa, makhluk Allah yang juga salah dan dosa. Apa yang kukatakan adalah apa yang memang sudah Allah perintahkan.

Setidaknya untuk menyampaikan apa yang harus disampaikan.

Seperti yang sudah disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Sampaikan dariku walau hanya satu ayat.” (HR Bukhari)

Untukmu di sana, menulislah untuk apa pun yang ingin engkau tulis, meski itu hanya engkau sendiri yang mampu memahaminya.

Dan, sampaikanlah apa yang seharusnya disampaikan, meski engkau juga sedang belajar menerapkannya.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini