Keteguhan Nabi Yusuf Menegakkan Tauhid dan Bonus Kekuasaan
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Sebagaimana keyakinan para rasul, Nabi Yusuf meneguhkan tauhid kepada Allah dan menolak kesyirikan.

Nabi Yusuf melanjutkan tugas sebagaimana misi para rasul sebelumnya yakni untuk meluruskan agama kaumnya yang tidak mengenal Allah sebagai Zat yang harus disembah.

Kaumnya justru menyembah kepada selain-Nya. Atas kekuatan untuk menegakkan tauhid itulah, maka Allah memberikan kepadanya kekuasaan sebagai raja dan penguasa yang menciptakan keamanan dan keadilan.

Komunitas Takwil Mimpi

Nabi Yusuf hidup di tengah masyarakat yang menguat tradisi menafsirkan mimpi. Mereka hidup dalam alam yang dikendalikan berdasarkan takwil-takwil atas mimpi-mimpi.

Nabi Yusuf berhasil masuk dan sukses menjadi orang yang tepat dalam menafsirkan mimpi besar yang dialami raja Mesir.

Atas keberhasilan dalam menafsirkan mimpi raja secara tepat itulah, sang penguasa Mesir menunjuknya sebagai raja untuk menggantikan posisinya.

Alquran mengabadikan tradisi masyarakat yang tidak percaya kepada Allah dan kehidupan akhirat, dan Nabi Yusuf mendakwahkan hal itu ketika menafsirkan mimpi dua orang saat di penjara.

Alquran menarasikan hal itu sebagai berikut:

قَا لَ لَا يَأْتِيْكُمَا طَعَا مٌ تُرْزَقٰنِهٖۤ اِلَّا نَـبَّأْتُكُمَا بِتَأْوِيْلِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّأْتِيَكُمَا ۗ ذٰ لِكُمَا مِمَّا عَلَّمَنِيْ رَبِّيْ ۗ اِنِّيْ تَرَكْتُ مِلَّةَ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَهُمْ بِا لْاٰ خِرَةِ هُمْ كٰفِرُوْنَ

“Dia (Yusuf) berkata, “Makanan apa pun yang akan diberikan kepadamu berdua, aku telah dapat menerangkan takwilnya, sebelum (makanan) itu sampai kepadamu. Itu sebagian dari yang diajarkan Tuhan kepadaku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka tidak percaya kepada hari Akhirat.” (QS. Yusuf : 37)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini