Menyambut Ramadan, Apa yang Perlu Disiapkan?
Ilustrasi: gambarpng
UM Surabaya

*) Oleh: Saidun Derani,
Aktivis PWM Banten 2022-2027 dan Dosen Pascasarjana UM Surabaya

Kedatangan bulan Ramadan sangat ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang beriman di belahan bumi mana pun mereka berada.

Karena masalah ini menyangkut keimanan dan keyakinan dasar umat Islam. Sebab itulah mengapa kaum beriman begitu antusias menyambut kedatangan bulan Suci Ramadan dan bersuka cita.

Selain faktor keimanan dalam bulan Ramadhan juga ada challenge dan peluang meraih kesuksesan dan keberkahan hidup dunia dan akhirat bagi setiap muslim yang beriman. Firman Allah dan Sabda Nabi di bawah ini menjelaskan masalah itu.

Dalam Surah Al-Baqarah, ayat 183 Allah berfirman;

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

”Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian melaksanakan puasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang yang terdahulu sebelum kalian supaya kalian bertakwa” (QS. al-Baqarah: 183).

Kata kunci di sini adalah takwa (piety) yang diartikan dengan seseorang yang taat kepada Allah SWT dan mau meninggalkan maksiat karena takut akan siksa-Nya.

Dalam konteks inilah bahwa setiap muslim belum dikatakan sebagai orang yang bertaqwa jika ogah menjalankan kewajiban dan menunaikan ibadah sunnah seperti yang dicontohkan Rasulullah.

Dalam kitab Nashaihul Ibad karya Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 1449) nama lengkapnya adalah Syihabuddin Abu Fadhl Ahmad bin Ali bin Ahmad as-Syafi’i disyarah oleh Syaikh Nawawi bin Umar (w. 1897) nama lengkapnya adalah Abu Abd al-Mu’thi Muhammad ibnu Umar al-Tanara al-Bantani, lebih dikenal dengan panggilan Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani, dikatakan bahwa makna takwa (تَقْوَى) adalah (muhafadzah aadabil al-syariah) memelihara aturan-aturan syaiat/agama. Ditambah juga dengan makna (iqtidaa’u bi an-nabiyyi qaulan wa fiqlan) “mengikuti jejak langkah Nabi dalam ucapan dan perbuatan”.

Bahkan ditambah kata taqwa (تَقْوَى) dengan makna (husnu al-syukri fima nala bihi wa husnul al-tawakkuli fima lam yanal bihi wa husnul al-sobri fima fata bihi) bersyukur kepada Allah atas apa yang telah dia terima dan bertawakal atas apa yang belum dia peroleh serta bersabar atas kegagaln yang dia alami”.

Dikatakan juga makna takwa adalah (hubbul al-kholili wa jughdhul al-qalili wa itbaq al-tanzili) “cinta kepada Allah benci akan dunia serta mengikuti petunjuk Alquran”.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini