29,9 Persen Warga Muhammadiyah Masih Pilih PAN
Arin Setyowati Peneliti Utama Puspolnas UM Surabaya.
UM Surabaya

Pilihan politik warga Muhammadiyah, khususnya dalam pemilihan legislatif (Pileg) masih menyebar ke banyak partai politik. Meski tidak lagi dominan, Partai Amanat Nasional (PAN) tetap jadi incaran utama warga persyarikatan. Ada 29,9 persen warga memilih partai yang lahir bersamaan dengan era reformasi 1998 itu.

Itulah salah satu poin hasil survey Pusat Studi Politik dan Sosial Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta (PSPS-UHAMKA) bekerjasama dengan Pusat Studi Politik dan Transformasi Sosial (Puspolnas) UM Surabaya.

Suvei ini terkait partisipasi warga Muhammadiyah: preferensi politik, gerakan relawan paslon dan netralitas aparatur pemerintahan dalam Pemilu 2024.

Peneliti Utama Puspolnas UMSurabaya Arin Setyowati, mengatakan, pilihan partai politik bagi warga Muhammadiyah masih memposisikan PAN dalam posisi unggul, yakni 29,9%.

“Pada temuan kami warga Muhammadiyah masih memilih PAN sebagai pilihan partai, kemudian disusul PKS 9,7%, Gerindra 9,2%, Golkar 8,8%,PDIP 7,6, dan disusul partai lainnya sedangkan yang belum menentukan 9,4%,” ujar Arin di Gedung Teater UM Surabaya, Jumat (9/2/24)

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh tim riset, Muhammadiyah mempunyai anggota sebesar 52.177.950 (Lima puluh dua juta seratus tujuh puluh tujuh ribu sembilan ratus lima puluh). Data tersebut dihimpun dari data sekunder secara makro dan beberapa data dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se-Indonesia.

Hasil survei ini mengambil jumlah sampel sebanyak 1220 responden tersebar secara proporsional di 35 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) atau Provinsi. Margin tingkat toleransi (standart of error/d  2,9% dengan tingkat kepercayaan adalah 90%. Proses wawancara dilakukan secara On Call dengan responden menggunakan kuesioner oleh enumerator yang dilatih.Periode survei ini dilakukan 26 Januari – 4 Februari 2024.

Acara rilis hasil survei dihadiri oleh beberapa relawan Capres-Cawapres. Diantaranya adalah Rahardian Bino Wardanu (Juru Kampanye Amin), Najih Prasetyo (Kornas Bergerak 1912), Sholikhul Huda (Kornas Munas (Jaringan Nasional Muhammadiyah Nasional).

Hadir juga  Amirullah (Peneliti Utama PSPS UHAMKA) dan Satria Unggul Wicaksana (Direktur PUSAD UM Surabaya).

Dalam konteks Capres-Cawapres, Amirullah Peneliti Utama PSPS UHAMKA menyebut bahwa, Prabowo-Gibran unggul versi warga Muhammadiyah (45,4%). Disusul Anies-Muhaimin (33,8%) dan Ganjar-Mahfud (15,6%) dan ada (6,2%) pemilih warga Muhammadiyah belum menentukan pilihan soal Pilpres 2024.

“Alasan warga Muhammadiyah memilih Capres-Cawapres karena program bagus (29,3%), merakyat (16,3%), mewakili aspirasi (14,3%) diikuti alasan lainnya,” ujar Amirullah.

Selanjutnya, Amir menyebut terkait netralitas, 41% warga Muhammadiyah tidak percaya Pemilu berjalan luber jurdil dan 47,5% tidak percaya pada aparatur pemerintahan dalam pemilu 2024.

“Sedangkan yang percaya (33,7%),” imbuh Amir lagi.

Diketahui sebaran relawan Capres-Cawapres yang dianggap fokus pada ceruk Muhammadiyah terhimpun menjadi beberapa kelompok, Pertama, pasangan Anies-Muhaimin dengan nama Relawan Garda Matahari dan Milennial untuk Perubahan (MU Perubahan). Kedua, Pasangan Prabowo-Gibran dengan nama, Bergerak 1912, Relawan Matahari Pagi, Perempuan Muda Matahari dan Aliansi Muda Indonesia Maju (ALIMM).

Ketiga, Pasangan Ganjar-Mahfud dengan nama Gerakan Persyarikatan Berkemajuan (GP Berkemajuan), Gerak Matahari, Relawan Gerakan Matahari (RGM) dan Ganjar Gaskeun Milenial Unity (GG-MU).

Berdasarkan data relawan tersebut, daya agresifitas jejak digital media online relawan Prabowo Gibran dengan nama Bergerak 1912 unggul dengan total 197, disusul Relawan Garda Matahari 165, Relawan Matahari Pagi 152, diikuti Gerakan Persyarikatan Berkemajuan 83, dan relawan lainnya. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini