*) Oleh: Ferry Is Mirza
Nasihat adalah suatu hal yang sarat akan ajaran agama Islam. Agama Islam sangat masyhur terhadap keistimewaannya berupa nasihat.
Sejatinya nasihat tidak hanya dibutuhkan oleh hati hati yang lalai atau hati-hati yang sudah mulai merunduk kepada dosa dan maksiat.
Nasihat juga dibutuhkan oleh jiwa- jiwa yang mulai berpaling dari Allah dan Rasul-Nya, juga sebagai pengingat untuk senantiasa mengamalkan amalan-amalan saleh dan meninggalkan maksiat.
Bahkan, nasihat menjadi hal yang sangat ditekankan dalam agama. Allah Ta’ala berfirman:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar- benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, nasihat- menasihati supaya menaati kebenaran, dan nasihat- menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1-3)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengkategorikan nasihat termasuk dari enam hal yang menjadi hak sesama muslim. Beliau bersabda:
“Hak seorang muslim terhadap seorang muslim ada enam perkara.” Lalu, beliau ditanya, “Apa enam perkara itu, wahai Rasulullah ?” Jawab beliau, “Bila engkau bertemu dengannya, ucapkanlah salam kepadanya.
Bila dia mengundangmu, penuhilah undangannya. Bila dia meminta nasihat, berilah dia nasihat. Bila dia bersin lalu dia membaca tahmid, doakanlah semoga dia memperoleh rahmat. Bila dia sakit, kunjungilah dia. Dan bila dia meninggal dunia, ikutlah mengantar jenazahnya ke kubur.” (HR. Muslim 4023)
Nasihat Itu Perangai Keimanan
Sesungguhnya nasihat adalah perangai teragung dari keimanan. Terlihat jelas bahwa orang-orang yang beriman sangat cinta terhadap nasihat sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan dalam surah Al-‘Ashr. Sebaliknya, orang- orang kafir tidak suka terhadap nasihat.
Allah Ta’ala berfirman menghikayatkan perkataan Nabi shalih ‘alaihissalam:
“Dan aku telah memberi nasihat kepada kalian, tetapi kalian tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat.” (QS. Al-A’raf: 79)