*) Oleh: Bahrus Surur-Iyunk
Jika Anda orang Sumenep dan Pamekasan atau pernah jalan-jalan ke dua kota tersebut mungkin tahu toko frozen food bernama Rajanya Sosis.
Di Sumenep ada dua gerai, di Pandian dan Jalan Halim Perdana Kusuma. Sementara itu, di Pamekasan juga ada dua gerai, di Kepoh Pamekasan dan daerah Kota Pamekasan.
Tapi, tahukah Anda siapa yang memilikinya dan bagaimana prosesnya hingga ia memiliki empat gerai yang menguasai di dua kota Kabupaten itu?
Banyak orang tidak mengira bahwa si pemilik gerai frozen food itu adalah seorang tukang becak. Orang desa lagi. Sebut saja namanya, Bukhari. Sekarang orang memanggilnya dengan Haji Bukhari.
Di masa mudanya, bahkan sudah tidak muda lagi, di usianya yang hampir empat puluhan, lelaki berkulit hitam itu bekerja sebagai tukang becak di desa Kepoh Kabupaten Pamekasan.
Istrinya bekerja jualan sosis goreng dari sekolah ke sekolah. Setiap selesai mengantarkan istrinya ke tempat jualan sosis, dia kembali ke tempat mangkal tukang becak.
Hingga suatu hari, ia mengantarkan seorang pelanggan. Laki-laki agak tua yang sedang duduk di becaknya itu kemudian bercerita banyak hal dan sebelum turun dari becak dia berpesan kepada Bukhari, “Kalau kamu mau kaya, salatlah berjamaah ke masjid dan bersedekahlah di waktu subuh setiap hari. Insya Allah kamu akan dikayakan oleh Allah.”
Rupanya pesan itu terngiang-ngiang dalam pikiran Bukhari. Karena menurutnya pesannya baik, maka mulailah ia belajar menjalan salat berjamaah ke masjid.
Dia berupaya terus menerus menjalankannya, meski amat terasa berat. Di setiap subuh, ia juga bersedekah ke dalam kotak amal masjid.
Tidak banyak yang dimasukkan kala itu, hanya kisaran seribu atau dua ribu saja, meski akhirnya semakin meningkat.
Pekerjaan sehari-harinya tetap dijalani, yakni sebagai tukang becak dan istrinya jualan sosis keliling. Dan, tahukah Anda berapa modal Bukhari dan istrinya berjualan sosis saat itu?