Alquran adalah kitab pedoman dan petunjuk yang mesti dihafal, dipelajari dan diamalkan kandungannya oleh umat Islam. Sebagaimana diisyaratkan dalam banyak ayat Alquran, di antaranya:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا (9)
“Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Isra’: 9)
Dengan menghafal dan membawanya dalam dada, maka seseorang telah menutupi celah kewajiban kifayah yang diembankan oleh Allah Ta’ala atas umat ini untuk menjaga Kitab Suci-Nya, dan ia berhak menyandang gelar sebagai salah satu penjaga Alquran:
{إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (9)} [الحجر: 9]
“Sesungguhnya Kami menurunkan al-Dzikra (Al-Quran), dan sesungguhnya Kami sungguh akan menjaganya” (QS Al Hijr : 13).
Allah Ta’ala telah menjaga Kitab Suci Al-Quran lewat dua cara: tulisan mushaf dan dada para penghafal Alquran.
Namun penjagaan yang paling kokoh adalah lewat dada-dada para penghafal dan pengkajinya, karena mushaf-mushaf Alquran bisa saja punah dari masa ke masa atau dari suatu negeri tertentu dengan faktor peperangan atau faktor lainnya.
Itu sebagaimana yang terjadi pada beberapa negeri Islam di zaman penjajahan Uni Sovyet saat mushaf-mushaf dibakar, namun sebagian anak-anak umat Islam masih tetap bisa menghafal Alquran lewat kekuatan daya ingat para penghafal yang menyimpan ayat-ayat Alquran dalam dada mereka.
Ketahuilah bahwa sekedar Allah menitipkan penjagaan Alquran ini pada seorang muslim untuk selalu ia hafal, kaji dan amalkan, maka Dia telah mengistimewakan dirinya dengan satu keistimewaan yang tidak bisa ditandingi oleh keutamaan apa pun, sebagaimana dalam firman-Nya:
{ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا} [فاطر: 32]
“…Lalu Kami mewariskan Kitab ini (Al-Quran) terhadap orang-orang yang terpilih dari hamba-hamba Kami…” (QS Fathir: 32 ).