Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Fathurrahman Kamal menyampaikan pesan penting kepada seluruh semua kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), tentang pentingnya membangun lingkungan belajar Alquran yang menyenangkan
bagi seluruh kader Persyarikatan.
Penegasan itu disampaikan Fathurrahman Kamal dalam Pembukaan Madrasah Qur’anic Generation Camp. Kegiatan ini secara kolaboratif diselenggarakan Bidang Kajian Dakwah Islam Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) bersama dengan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah di Tabligh Institute Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (21/2/2024)
“Inilah tantangan yang sangat penting, karena mereka adalah generasi emas kita di 2045. Maka dibutuhkan metode, cara-cara berdakwah, dan konten yang efektif,” tegasnya.
Menurut dia, generasi emas itu memerlukan pendekatan yang bersifat spiritualitas, irfani, dan hikmah daripada pendekatan yang bersifat konfrontatif terhadap mereka.
“Mereka adalah anak anak kita yang menghadapi realitasnya, yang sangat keras bagi kita,” imbuh Fathurrahman
Dia lalu menyoroti tantangan dakwah Muhammadiyah dan para generasi muda yang tidak boleh menghadapinya secara negatif. Kata dia, IPM harus membangun narasi dan solusi bagaimana agar anak-anak muda milenial ini merasa dekat dengan Allah.
“Kalau ingin melihat Muhammadiyah tahun 2045 lihatlah anak-anak yang hadir pada malam ini. Anda ini representasi daripada wajah Muhammadiyah seperempat Abad yang akan datang,” tutur Fathur.
Sementara itu, Ketua PP IPM Bidang KDI Heni Saidah mengungkapkan antusiasmenya menyambut ide-ide baru dan gerakan-gerakan pembaharuan dari para peserta yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia.
Selain itu, Heni juga menyampaikan hal yang menjadikan kegiatan ini begitu istimewa ialah karena kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang diadakan oleh Bidang KDI PP IPM setelah berjalan kurang lebih 5 bulan.
“Harapannya gerakan pertama yang diinisiasikan oleh Bidang KDI ini dapat membawa keberkahan bagi gerakan-gerakan yang dilakukan oleh KDI kedepannya,” ujar Heni.
Menyambung itu, Sekretaris Jenderal PP IPM Jowanda Harahap juga menyampaikan bahwasannya sudah seharusnya seorang kader IPM dapat mengimplementasikan segala ilmu yang ia miliki terutama ilmu agama yang ia miliki dengan sebaik-baiknya.
“Sejatinya IPM adalah jembatan antara kehidupan akademis dengan kehidupan sehari-hari seorang kader,” kata Jowanda. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News