Merawat Muhammadiyah
Dr. Saidun Derani bersama Dr. Krisyanto dan Dr. Afrizon. foto: ist
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Saidun Derani,
Dosen Pascasarjana UM-S dan UMT, aktivis PWM Banten 2022-2027.

Tulisan ini diinspirasi oleh Pidato Sambutan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. KH.  Haedar Nashir di hadapan peserta Perayaan Milad ke-111 Muhammadiyah yang diadakan PWM Jatim di Surabaya pada 11 November 2023.

Kepeloporan Muhammadiyah dalam membangun pendidikan Islam modern jangan menjadi romantisme sejarah yang malah kemudian meninabobokan gerakan persyarikatan.

Dikenal sebagai organisasi tajdid Muhammadiyah, tegas beliau sudah seyogianya terus bergerak merespons perubahan zaman termasuk pembaharuan dalam lembaga pendidikan yang dikelolanya yang berjumlah ribuan itu.

Sebab itulah tambahnya bahwa supaya kepeloporan itu dijaga dan dikembangkan jangan sampai kalah ataupun disaingi keunggulannya oleh lembaga pendidikan lain. Hal ini harus dimaknai dengan positif sebagai bagian dari falsafah fastabiqul khairat atau berlomba-lomba dalam hal kebaikan.

Kepeloporan ini termasuk  Muhammadiyah dalam mendirikan Republik Indonesia. Melalui kadernya mengisi jabatan yang strategis, Muhammadiyah harus meneruskan peran tersebut. Karena Muhammadiyah adalah salah satu ormas penting  yang menopang berdirinya Republik Indonesia.

Peran kebangsaan ini sudah dilakukan Muhammadiyah sejak pra kemerdekaan.  Akan tetapi sayangnya (menarik nafas mendalam) di era reformasi ini tidak banyak kader Muhammadiyah yang mengisi jabatan penting di elite strategis bangsa.

Periode Orba kader Muhammadiyah banyak bertebaran di posisi-posisi strategis. Mereka lahir dari keluarga Islam yang moderat, yang sadar arti pentingnya pendidikan dan jabatan yang mereka dapatkan di yudikatif, eksekutif, dan legislatif, bukan hasil kompromi Muhammadiyah dengan penguasa.

Sebab itu PP Muhammadiyah mendorong para kader terbaiknya untuk terlibat aktif di berbagai ruang publik untuk kepentingan publik, membawa aspirasi publik dan jangan terlena dalam urusan-urusan jangka pendek.

Dari paparan pidato sambutan Ketum PP Muhammadiyah di atas  ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab yaitu bagaimana merawat Muhammadiyah?

Mengapa (why) pada periode Orba kader Muhammadiyah cukup banyak berperan di ruang publik strategis bangsa dan ketika periode Reformasi sebaliknya sangat jarang?

Kemudian pertanyaan lain adalah bagaimana meningkatkan daya saing, daya jual sehingga AUM Muhammadiyah menjadi per-exellen dalam hal  kepeloporan bidang kemajuan saintek (iptek), ekonomi dan financial, kesehatan, agama dan sosial budaya selain masalah sikap tasamuh.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini