Mobil mewah yang terparkir di garasi, emas dan perhiasan yang kita simpan di lemari, tanah dan kebun yang luas yang kita tanami, uang banyak yang kita simpan di rekening bank, barang-barang branded yang kita miliki, rumah megah yang kita tempati.
Sewaktu-waktu bisa hilang, menjadi warisan, rusak, atau terkena musibah, maka tak ada yang patut kita sombongkan hidup dii dunia ini, karena hakikatnya jabatan, pangkat, harta, kekuatan, ketampanan, semua hanya titipan.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan:
“Semua orang di dunia ini adalah tamu, sedangkan harta seluruhnya adalah titipan. Semua tamu pasti pergi, sedangkan yang titipan itu harus dikembalikan kepada pemilik. (Az-Zuhud, karya Imam Ahmad no. 906)
Begitulah hakikat dunia, maka kita harus senantiasa mengingatnya. Harta itu hanya hak pakai, bukan hak milik pribadi.
Halalnya pun akan dihisap, haramnya pasti akan diazab.
Semua hanya titipan. Karena sebuah titipan, maka sudah sepatutnya kita tidak mencintainya secara berlebihan.
Kita harus menyadari bahwa suatu saat kita juga harus mengembalikannya, dan kita harus mempertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Semoga kita bisa menjadi hamba yang selalu bersyukur, amanah, tidak berlebih-lebihan, hingga menjadi musibah untuk diri kita sendiri, astaghfirullah.
Barakallahu fiikum. (*)