Berani dan Bernyali Menjadi Agen Perubahan
UM Surabaya

Khotbah Salat Idul Fitri:

*) Oleh: Ahmad Jufri Ubaid
Anggota Majelis Tabligh PWM Jawa Timur

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا وَالصَّلَاةُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُؤَيَّدِ بِأَفْضَلِ الْمُعْجِزَاتِ وَالْآيَاتِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ بِحَسَبِ تَعَاقُبِ الْآيَاتِ وَسَلِّمْ تَسْلِيمًا
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلي الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إي يوم الدين وسلم تسليناً كثيراً.

قال الله تعالي يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ) يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أما بعد

Para jamaah sekalian, marilah kita bersama-sama menghaturkan rasa syukur kita kepada Allah Ta’ala atas limpahan rahmat hidayah serta nikmatnya, sehingga kita semua dapat melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan 1444 H.

Semoga seluruh amal ibadah kita diterima Alloh Ta’ala (taqobbalallohu minna waminkum). Pagi ini, dan di tempat ini kita bersama bertakbir bertahmid dan bertahlil sebagai ungkapan betapa maha besarnya Allah. Betapa terpujinya Allah dan tiada Tuhan yang patut untuk diibadahi kecuali Allah.

Selawat serta salam semoga tercurah pada Rasulullah Muhammad teladan kita, begitu juga keluarga dan para sahabatnya.

Ramadan telah mendidik kita semuanya untuk serba teratur dalam segala lini kehidupan baik hal yang terkait pola makan, pola istirahat, gaya hidup kita hingga pola ibadah kita.

Seolah-olah Allah hendak memformat ulang hambanya yang mungkin telah jauh melenceng dari yang telah diatur oleh Allah dan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah.

Nah, setelah terformat ulang selama Ramadan ini harapannya kitab bisa tampil lebih indah dan lebih berkualitas di waktu berikutnya yang diberi nama Syawal (peningkatan). Bagai ulat yang telah sukses melalui proses kepompong dan berubah menjadi kupu-kupu.

Fitrah manusia itu selalu menginginkan perubahan. Tentunya, menuju perubahan yang lebih baik dan itu juga yang terjadi dalam proses kejadian manusia.

Manusia tercipta dari saripati tanah kemudian setelah pertemuan spermatozoa dan ovum itu kemudian bermetamorfosis menjadi sesuatu yang lengket ke dinding rahim (‘alaq) dengan rentang 40 hari.

Dalam perjalanan waktu 40 hari kedua bergerak dan tumbuh menjadi segumpal daging (mudghah) yang kemudian menjadi tulang belulang yang kemudian terbungkus dengan daging.

Setelah memasuki waktu 40 hari ketiga yang kemudian Allah menyuruh malaikat untuk tiupkan ruh dan menetapkan tentang 4 ketetapan pada janin itu, hingga datanglah waktu kelahirannya dalam kondisi fitrah. Dan Allah adalah pencipta yang terbaik.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14)23

Manusia terlahir dalam kondisi lemah, kemudian berproses menjadi kuat. Setelah pada puncak kuatnya, manusia akan menjadi lemah kembali secara alami hingga terkadang dia lupa terhadap apa yang selama ini dipelajari.

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ 30(54)

Pada saat itu pula Allah Ta’ala mengambil sebuah perjanjian terhadap seluruh bakal manusia pada saat mereka masih berada pada alam ruh.

وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَٰذَا غَٰفِلِينَ ١٧٢
172.

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”

Jadi siapa pun manusia itu dahulunya mereka mengakui bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya Rabb-nya, dan itulah fitrah dasar manusia yaitu ber-Laa ilaaha Illallooh maka Islam adalah agama fithrah;

فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفٗاۚ فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيۡهَاۚ لَا تَبۡدِيلَ لِخَلۡقِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ٣٠

30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui

Tetapi dalam perjalanan waktu dan dipengaruhi oleh lingkungannya, maka mereka ada yang menjadi Yahudi yang mengakui bahwa Uzair adalah anak Allah.

Ada pula yang kemudian mereka menjadi majusi yang menyembah terhadap api yang diyakini sebagai jelmaan dari Tuhan terang. Dan ada pula yang menjadi Nasrani yang mengakui konsep trinitas, yaitu ada Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Ruh Qudus

Para jamaah sekalian ternyata bukan hanya manusia yang secara pasti mengalami perubahan, tetapi seluruh alam raya ini pun juga mengalami perubahan sebagaimana firman Allah:

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ (30)21

Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dahulu adalah berpadu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, Dan kami jadikan segala yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?

Setelah alam raya ini berkembang hingga puncaknya nanti, maka Allah akan menggulung langit ini bagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana awal mulai penciptaan. Dan itu pasti akan dijalankan oleh Allah karena itulah yang sudah dijanjikan Nya.

Maka, betapa ruginya manusia bilamana ia tidak mau melakukan sebuah langkah perubahan dalam perjalanan hidupnya. Dan tentunya langkah perubahan itu akan menjadi dahsyat dan mencengangkan bilamana bermodalkan iman dan ilmu. Dengan iman itu maka perubahan akan terarah dengan benar dan dengan ilmu perubahan itu akan terstruktur dan terukur.

Dan bukankah Rasulullah Muhammad itu mengubah tatanan masyarakat yang jahiliah itu dengan menanamkan nilai keimanan atau akidah dan ilmu dengan menggencarkan budaya baca (iqra’) atau budaya literasi.

Untuk mengubah kondisi masyarakat dari yang politeisme ke nilai tauhid tentunya Rasulullah Muhammad menghadapi banyak perlawanan serta rintangan. Yang dihadapi terutama dari masyarakat dari papan atas atau orang yang berpengaruh karena dengan ajaran tauhid yang ditawarkan oleh Rasulullah.

Maka, ada banyak dari mereka yang khawatir kehilangan pengaruhnya. Maka mereka berusaha dengan sekuat tenaga dalam memprovokasi masyarakat agar bertahan pada ajaran nenek moyangnya dan memusuhi Nabi Muhammad yang dianggap mengkhianati ajaran nenek moyangnya.

Islam menawarkan kita untuk menjadi agen perubahan (the agent of change). Ketika manusia tidak ada upaya untuk berubah dan atau tidak punya nyali untuk melakukan perubahan, maka zamanlah yang menggilas secara paksa orang tersebut.

Ketika yang berani mengadakan perubahan itu adalah orang-orang yang jauh dari nilai-nilai ilahiah, bahkan memusuhi hal yang berbau nilai-nilai ilahiah, maka orang baik akan dipaksa berubah jadi orang jahat karena sistem yang diciptakan oleh orang yang tidak baik.

Tetapi ketika orang-orang yang baik itu dengan ilmunya berani mengubah sistem yang rusak menjadi sistem yang baik dan berkemajuan, maka orang yang jahat pun akan dipaksa untuk menjadi baik.

Jumlah yang banyak bukan berarti yang berhasil memenangkan sebuah kompetisi dalam melakukan perubahan dalam tatanan masyarakat atau suatu wilayah baik secara evolusioner atau revolusioner.

Tetapi meski pun mereka minoritas tetapi memiliki soliditas yang kokoh dan berani maka merekalah yang akan memaksa yang minoritas untuk mengikuti alur perubahannya.

Ali bin Abi Thalib berkata:

الحق بلا نظام يغلبه الباطل بالنظام

Kebenaran yang tidak terkoordinasi dengan baik akan dikalahkan oleh kebatilan yang memiliki soliditas yang tinggi.

Rasulullah telah bersabda:

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْت رواه أبوداود

Dari Tsauban ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk.” Seorang laki-laki berkata, “Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?”

Beliau menjawab: “Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian Al wahn.” Seseorang lalu berkata, “Wahai Rasulullah, apa itu Al wahn?” beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.”

Bagaimana kita di dalam menyikapi hadis Nabi tersebut, apakah kita tidak melakukan langkah apa pun seraya pasrah dengan apa yang akan terjadi?

Tentu itu adalah hal yang tidak benar. Maka dari sekaranglah kita lakukan-langkah yang kongkret dengan menggencarkan gerakan salat berjamaah sambal mengaplikasikan nilai dalam salat berjamaah dengan memperkuat tali ukhuwah di antara mereka.

Kerapatan shaf dalam salat tentunya tidak hanya simbol yang kosong akan makna, tetapi betul-betul mampu mematri tali ukhuwah antara satu dengan yang lain.

Di samping itu harus digencarkan gerakan kajian berbasis kitab, meski pun ada lain yang cerama lepas tetapi pastikan bahwa pemberi materi adalah orang yang berbasis literasi yang kuat sehingga umat punya panduan dan berkesinambungan terhadap hal-hal yang dibahas. Sehingga pemahaman umat itu lebih komprehensif (syumul) terhadap Islam.

Sehingga kajian tidak hanya berkutat pada masalah taharah, salat, zakat, puasa dan haji yang bersifat ritual. Tetapi ada kajian iqtishadiyah (ekonomi) yang meliputi jual beli atau bisnis sehingga melahirkan ekonom yang handal dan bagaimana membangun ekonomi umat.

Ada juga kajian assiyasiyah (politik) yang nantinya melahirkan politisi yang berbasis nilai lslam. Ada kajian alhukumah wal dawlah wal imarah (kedaulatan negara dan pemerintahan) dan lain sebagainya.

Sehingga nanti akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang andal dan siap untuk menjadi pemimpin baik dari level kelurahan hingga level negara dan siap menakhodai sebuah negara menuju baldatan thoyyibatan wa robban ghafuran.

Negara Indonesia adalah sebuah negara yang besar dan kaya akan budaya dan keragaman di samping sumber daya alam yang luar biasa melimpah ruah namun hal itu tidak menjadikan rakyatnya makmur dan sejahtera tetapi justru sebaliknya, kekayaan hanya dikuasai segelintir orang.

Sementara mayoritas masyarakatnya merasakan perihnya hidup dan tingginya pajak yang harus mereka bayar. Ke mana larinya uang hasil pajak juga tidak jelas nasibnya?

Oleh karena, saatnya seluruh umat Islam menjadi orang saleh dan berilmu yang berupaya bisa menjadi bagian dari pengelola negara ini, sehingga ke depan menjadi negara yang adil makmur dan beradab.

Bila orang yang baik dan berilmu tidak ada yang mau jabatan dan alergi terhadap politik, maka janganlah kita menyesal bila keputusan-keputusan yang strategis negara ini dipegang oleh orang jahat dan bodoh sehingga ujung-ujungnya bukan membangun negara tetapi malah akan menghancurkan negara.

Semoga Allah Ta’ala memberikan perlindungan terhadap negara yang kita cintai ini sehingga kedepan munculah pemimpin yang soleh yang sidiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Amin.

Demikian uraian khotbah Id pada pagi hari ini semoga ada guna dan manfaatnya. Dan mohon maaf atas segala kekurangannya.

تقبل الله منا ومنكم تقبل الله يا كريم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini