Ketika Mental Illness Gen Z Bertemu Media Sosial
Ketua Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Rohimi Zamzam.
UM Surabaya

Psikolog sekaligus Ketua Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Rohimi Zamzam mengungkapkan, generasi milenial dan gen Z lebih cenderung mendengarkan pendapat teman daripada orang tua. Mereka yang jauh dari orang tua akan mencari kedekatan dengan entitas yang lain, misalnya melalui jaringan yang mereka bangun di dunia maya atau media sosial.

Dilihat dari sisi psikologisnya, Rohimi menyampaikan, generasi milenial dan gen Z merasa lebih dekat dengan yang menghargai dirinya sebagai sahabat, sehingga generasi milenial dan gen Z lebih nyaman menyampaikan apapun kepada temannya.

Pada masa remaja, tuturnya, seseorang berada pada masa pencarian identitas dan kebingungan atas identitas dirinya. Oleh karena itu, mereka kerap mengalami mental illness atau kekosongan.

Fase kebingungan mencari identitas ini remaja akan mudah sekali jatuh, sebab daya resiliensinya belum kuat. Berbeda dengan orang dewasa yang telah melalui berbagai tantangan yang kemudian membentuk resiliensi dirinya.

“Kita itu ketika jatuh akan bangun lagi, jatuh dan bangun lagi, ditempa kesulitan ada dua kemudahan, yakin. Tapi yang kebingungan identitas dia tidak ketemu itu,” ungkap Rohimi Zamzam pada Rabu (20/3/2024) dalam Pengkajian Ramadan 1445 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Remaja yang memiliki jarak antara dirinya dengan orang tuanya, menyebabkan dirinya akan mencari kedekatan dengan entitas yang lain, misalnya melalui jaringan yang mereka bangun di dunia maya atau media sosial.

Jaringan maya yang membuat dia nyaman, alih-alih menumbuhkan resiliensi justru lebih banyak menjerumuskan remaja ke ranah-ranah yang negatif. Kenyataan itu menjadi pintu masuk bagi remaja ke dunia narkoba dan seterusnya.

Disebabkan ketidaktahuan cara mengelola jati diri remaja, menghadirkan sekurangnya beberapa kasus atau masalah seperti kasus pendidikan, serta kasus sosial misalnya bullying, flexing dan kecanduan gawai.

Termasuk juga kasus kriminal seperti penipuan online, narkoba, sampai kekerasan seksual. Remaja juga rentan terhadap masalah psikologis seperti depresi, sampai dengan gangguan tidur sebab gaya hidup yang tidak sehat dan candu gawai.

Oleh karena itu, penting khususnya bagi warga Muhammadiyah untuk mengetahui pola asuh anak remaja yang sesuai dan adaptif terhadap perkembangan zaman, sehingga generasi remaja tidak mengalami mental illness. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini