Ramadan di Taiwan: Sulitnya Temukan Masjid dan Makanan Halal
Novendra Setyawan (dua dari kanan) bersama pelajar muslim di Taichung. foto: ist
UM Surabaya

Menghabiskan bulan Ramadan di negara minoritas muslim merupakan sebuah tantangan tersendiri. Begitulah yang dirasakan Novendra Setyawan, ST, MT, dosen Prodi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Novendra kini menempuh pendidikan doktor di National Formosa University, yang terletak di kota Taichung, Yunlin County, Taiwan.

Novendra menceritakan berbagai pengalaman menarik yang ia alami saat bulan Ramadan di Taichung, Taiwan.

Di sana, mayoritas masyarakatnya menganut agama Budha. Maka tentu suasana Ramadan di tempat tinggalnya sama seperti hari-hari biasanya.

“Karena Taichung merupakan kota kecil dan masih sangat kental budaya yang ada, sehingga tidak ada masjid di kota ini. Perlu menempuh perjalanan kurang lebih satu setengah jam untuk bisa menemukan masjid di kota pusat,” tutur Novendra seperti dilansir di laman resmi UMM, Rabu (27/3/2024).

Sulitnya menemukan masjid untuk beribadah membuat Novendra bergabung ke dalam komunitas muslim yang berasal dari beberapa negara. Seperti misalnya mereka dari India, Pakistan, dan Indonesia.

Mereka sering berkumpul selama bulan Ramadan untuk berbuka puasa bersama ataupun melaksanakan salat tarawih berjamaah.

“Kami sering memasak untuk menghindari makanan non-halal. Memanfaatkan aplikasi halalin untuk membantu kami menemukan bahan makanan yang dapat dikonsumsi muslim,” kata Novendra.

“Tidak banyak toko yang menjual bahan makanan halal di sini karena rata-rata bahan makanan yang masyarakat lokal konsumsi mengandung minyak babi,” imbuh dia.

Novendra juga mengungkapkan bahwa ia dan teman-teman komunitas muslim tengah bersiap menyelenggarakan sebuah sosialisasi tentang Islam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini