*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Setiap manusia seharusnya selalu mengingat nikmat yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan kepadanya.
Nikmat yang ada di bumi dan seisinya telah disediakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai kelengkapan dan pelengkap ciptaan-Nya.
Air, tanah, udara dan semesta alam dengan penuh kasih dan sayang-Nya.
Disadari atau tidak, apa yang ada pada diri manusia, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah nikmat yang telah diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan merupakan anugerah yang tiada tara nilainya.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an, yang artinya :
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah 152)
Bersyukur pada Hakikatnya merupakan konsekuensi logis bagi seseorang makhluk seperti manusia kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagai Tuhan yang telah menciptakan dan melimpahkan berbagai nikmat.
Namun, sering sekali makhlukNya terlupa bahkan melupakan-Nya.
Pada umumnya ada tiga hal yang sering membuat kita Lupa bersyukur, antara lain sebagai berikut :
1. Kita sering memusatkan diri pada apa yang kita inginkan bukan pada apa yang kita miliki. Hal ini terjadi karena kita salah dalam melakukan penilaian.
Kita sering mengukur suatu nikmat dari Allah dengan ukuran diri sendiri, artinya jika keinginan dipenuhi, maka ia akan mudah bersyukur sebaliknya jika belum dikabulkan, maka ia enggan untuk bersyukur.
2. Selalu melihat kepada orang lain yang diberikan lebih banyak nikmat, perilaku ini hanya akan menimbulkan rasa iri, hasud dan dengki kepada orang lain. Cobalah untuk melihat orang yang kurang beruntung, di sekitar kita.
Tidak jarang kita melihat dan merasa orang lain lebih beruntung dari kita, ke mana pun kita pergi, selalu ada yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik dan lebih segalanya dari kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan “Apabila seseorang di antara kamu melihat orang yang dilebihkan Allah dalam hal harta benda dan bentuk rupa, maka hendaklah ia melihat kepada orang-orang yang lebih rendah dari padanya”.
3. Menganggap apa yang dimiliki adalah hasil usaha sendiri, perilaku ini menumbuhkan sifat kikir, sombong dan melupakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai pemberi nikmat tersebut, padahal tidak ada satu nikmat pun yang datang dengan sendirinya.
Melainkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah mengatur semuanya, selanjutnya satu-satunya cara yang harus kita lakukan adalah mensyukuri semua nikmatnya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
” Yaa Allah…Jadikanlah kami bersabar saat diuji, bersyukur saat diberi, memaafkan saat dizalimi, istighfar saat kami salah dan khilaf dan bukakan pintu hati kami untuk selalu dekat dengan-Mu.” (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News