Abdul Mu’ti Sampaikan Empat Ciri Profil Generasi Berkualitas
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.
UM Surabaya

Indonesia Emas 2045 ditandai dengan meledaknya bonus demografi, di mana jumlah penduduk produktif jauh lebih banyak dibandingkan dengan penduduk senior. Akan tetapi jika generasi yang lahir saat ini tidak disiapkan sehingga berkualitas, pada 2045 alih-alih menjadi Indonesia Emas justru jadi Indonesia Cemas.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyampaikan, setidaknya ada 4 ciri dan persyaratan yang harus dimiliki oleh profil generasi berkualitas. Hal itu disampaikan Mu’ti pada dalam kajian zuhur Ramadan 1445 H yang diselenggarakan oleh Majelis Telkomsel Taqwa, di Jakarta, Selasa (3/4/2024).

Terkait dengan penyiapan generasi berkualitas, kata Mu’ti, telah dijelaskan dalam Al Qur’an tentang larangan Allah SWT meninggalkan generasi yang lemah. Dalam Hadis Nabi Muhammad juga menyebutkan, mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dibandingkan dengan yang lemah.

“Sehingga kita bisa meraih kehebatan, kejayaan, membangun peradaban yang hebat. Bangsa yang hebat dengan jumlah penduduk yang besar itu kalau mereka adalah generasi-generasi yang kuat, generasi yang hebat,” katanya.

Dalam Islam, profil generasi berkualitas setidaknya ada empat persyaratan. Pertama memiliki kualitas atau kekuatan iman serta memiliki spiritualitas yang tinggi. Profil ini linier dengan beberapa penelitian yang menyebutkan, orang beriman memiliki mentalitas lebih kuat dibandingkan dengan yang tidak beriman atau imannya lemah.

“Orang beriman itu memiliki sikap mental yang positif terhadap hidup dan kehidupan dibandingkan dengan mereka yang tidak punya keyakinan,” katanya.

Di tengah himpitan permasalahan di era modern, iman memiliki peran penting menguatkan mentalitas manusia. Sebab himpitan masalah kerap menjadi alasan seseorang mengakhiri hidupnya melalui cara bunuh diri. Faktanya bunuh diri selain disebabkan masalah ekonomi juga disebabkan lemahnya iman.

Iman mengajarkan manusia bahwa ada zat yang maha segalanya, semuanya berasal dari-Nya dan akan kembali pada-Nya. Keyakinan itu menjadikan manusia jika memiliki masalah akan ada solusi dari-Nya, sebab Allah sebagai Maha Pengasih bagi hamba-Nya.

“Sehingga orang beriman itu memiliki resiliensi yang tinggi dalam menghadapi berbagai macam kesulitan dalam kehidupannya,” imbuh Mu’ti.

Profil kedua dari generasi berkualitas adalah kuatnya fisik. Kekuatan fisik ini penting, sebab kalau anak-anak fisiknya lemah, mereka akan mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan. Urusan membangun generasi kuat fisiknya ini mendesak juga bagi Indonesia, sebab angka stunting negeri ini masih tinggi.

Dalam menopang kekuatan fisik, penting juga untuk melakukan penguatan ilmu. Penguatan ilmu ini sekaligus sebagai profil generasi kuat yang ketiga. Sebab menyongsong Indonesia Emas 2024, juga harus mendidik generasi yang serba tahu atau knowledgeable bukan yang serba tidak tahu.

Abdul Mu’ti menyebut orang yang memiliki kemampuan atau pengetahuan yang serba itu dengan general knowledge ability. Orang yang memiliki kemampuan tersebut akan lebih mudah mentransformasikan dirinya karena pengetahuannya di berbagai bidang.

“Orang yang memiliki beragam jenis ilmu itu ternyata lebih bisa diterima di berbagai bidang pekerjaan dibandingkan dengan orang yang terlalu linier dalam spesialisasi keilmuannya,” ungkap Mu’ti.

Terlebih bagi manusia yang hidup di abad 21 ini harus memiliki soft skill 4C yaitu critical thinking, creativity, communication, and collaboration, serta ditambah dengan kemampuan dalam menghadapi masalah. Sehingga melahirkan agile leadership, yaitu pemimpin yang pandai beradaptasi, berkomunikasi, dan mencari jalan keluar.

Profil generasi berkualitas yang keempat adalah yang memiliki kekuatan akhlak. Kemampuan atau skill yang tinggi dalam dunia profesional tidak akan bisa mengantarkannya pada kesuksesan tanpa dibarengi dengan akhlak atau moralitas.

Dalam teori yang lain, Mu’ti menjelaskan, emotional intelligence atau kecerdasan emosional memiliki peran besar dalam mengantarkan seseorang dalam keberhasil dibandingkan dengan intellectual intelligence, lalu diperkuat dengan spiritual intelligence. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini