Muhammadiyah Tidak Meminta Jabatan, Tapi Jika Ditunjuk Akan Dijalankan Sebaik-baiknya
Ketua PP Muhammadiyah dr Agus Taufiqurrahman.
UM Surabaya

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman menyebut, Muhammadiyah tidak pernah minta jabatan, apalagi jatah menteri, tapi jika ditunjuk akan menjalankan sebaik-baiknya.

Hal itu disampaikan dr. Agus pada Sabtu (20/4/2024) dalam Silaturahmi Halalbihalal 1445 H Keluarga Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Gedung Auditorium Mohammad Djazman UMS.

Di hadapan Pejabat Rektorat UMS dan Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, dr. Agus menyebut UMS sebagai “sekolah magang rektor”, sebab dari sini berhasil melahirkan rektor-rektor yang memimpin beberapa PTMA.

Berbeda dengan UMS, kata dr. Agus, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) adalah “universitas magang menteri,” karena dua rektor asal UMM telah menjadi menteri yaitu Prof. Malik Fadjar dan Prof. Muhadjir Effendy.

“Kalau ditanyakan Muhammadiyah tidak punya menteri? karena kita bukan tim sukses, jadi tidak punya menteri. Tapi kalau ditunjuk menjadi menteri insyaallah Muhammadiyah selalu menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” katanya.

Sementara itu, terkait dengan pesan ceramah halalbihalal, dr. Agus berpesan supaya warga Muhammadiyah dalam kehidupan sosial tidak boleh menjadi Pak Raden dan Pak Ogah, tokoh di serial Si Unyil.

Warga Muhammadiyah dalam kehidupan sosial tidak boleh seperti Pak Raden yang kaya harta, tapi anti sosial, serta pelit. Setiap diajak gotong royong dia selalu punya alasan untuk menolak dengan berbagai dalih.

Warga Muhammadiyah juga tidak boleh seperti Pak Ogah, sosok pemalas yang juga miskin. Melainkan warga Muhammadiyah harus menjadi antitesis dari kedua sosok antagonis tersebut, sehingga tidak dibenci oleh masyarakat.

Maka pada kesempatan Bulan Syawal ini harus menjadi momentum memperbaiki diri, khususnya warga Muhammadiyah dan seluruh umat Islam lainnya. Perbaikan diri yang dimaksud dr. Agus tidak hanya bermanfaat bagi pribadi, tapi pada seluruh alam.

Dalam pemahaman Tasawuf, awal ramadan ditandai dengan pembuangan yang kotor dari diri, kemudian diri diisi dengan semua yang baik, maka pada akhir ramadan diharapkan hasilnya adalah kenaikan derajat muslim. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini